Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Makna Gaya Rambut Pendek dalam Revolusi Prancis
4 April 2020 10:34 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perempuan sejak jaman dahulu biasa digambarkan memiliki rambut panjang yang terurai indah. Baru kemudian mode rambut pendek bagi perempuan mulai digemari khususnya di Prancis. Ada suatu masa saat rambut pendek bagi perempuan bukan hanya sekadar urusan mode. Lebih dari itu, rambut pendek menjadi bagian dari perayaan atas Revolusi Prancis.
ADVERTISEMENT
Revolusi Prancis terjadi pada 1787 dan mencapai puncaknya pada 1789. Pemicunya adalah ketidakpuasan rakyat Prancis terhadap pemerintah yang berkuasa atas ketidakstabilan negara akibat ekonomi yang kacau hingga membuat masyarakat hidup susah. Buntutnya, rakyat bergerak untuk menggulingkan pemerintahan dan mengeksekusi mati orang-orang yang dianggap sebagai kroni pemerintah.
Meletusnya Revolusi Prancis mengakhiri kekuasaan monarki yang telah sekian lama mengendalikan negeri itu. Raja Louis XVI beserta kroni-kroninya pun dieksekusi mati menggunakan guillotine, semacam alat berupa pisau raksasa yang digunakan untuk memenggal leher orang. Ada ribuan orang yang meregang nyawa di guillotine dalam Revolusi Prancis.
Setelah revolusi terjadi dan pemerintahan republik dibentuk menggantikan monarki, muncul tren di kalangan anak muda untuk meniru penampilan orang-orang yang dieksekusi mati di guillotine. Para perempuan memotong pendek rambut mereka seperti orang yang akan dieksekusi. Saat itu, sebelum lehernya dipenggal, orang yang dieksekusi memang akan dipotong rambutnya terlebih dahulu menggunakan guillotine untuk mengetes apakah pisaunya sudah cukup tajam atau belum.
ADVERTISEMENT
Rambut pendek tersebut juga biasa dihias dengan pita merah. Makna di balik pita merah tersebut adalah kondisi orang yang berlumuran darah setelah dieksekusi.
Masyarakat Prancis pada masa lalu juga punya pesta bernama bals des victimes yang dilangsungkan sebagai perayaan atas runtuhnya monarki. Orang yang menghadiri acara tersebut akan berpenampilan seperti korban eksekusi. Selain tampil dengan potongan rambut pendek, peserta acara juga hadir tanpa mengenakan alas kaki.
Sumber: thesun.co.uk | britannica.com | amusingplanet.com