Konten dari Pengguna

Melipat Lidah Bukan Bakat Genetik

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
29 Januari 2018 18:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Melipat lidah (Foto: youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Melipat lidah (Foto: youtube)
Jika kamu bisa melipat lidah, selamat! Menurut Ripley, 86 persen orang sanggup melakukannya. Meski begitu, bila kamu termasuk golongan minoritas, tak usah bersedih dan jangan menyalahkan orangtua.
ADVERTISEMENT
Mitos lipat lidah bermula pada tahun 1940, ketika ahli genetik Alfred Sturtevant mengklaim itu sebagai sifat turunan dari gen dominan. Anggapan keliru ini sebenarnya sudah terbantahkan 12 tahun kemudian oleh Philip Matlock.
Matlock, yang kala itu sedang meneliti tentang orang kembar, menemukan bahwa 20 persen dari mereka tak dapat melipat lidah. Bahkan yang kembar identik sekalipun, tak menjamin sama-sama bisa.
"Jika menggulung lidah itu murni genetik, kembar identik seharusnya identik juga (dalam urusan ini). Jadi kita benar-benar tahu bahwa menggulung lidah bukanlah sifat genetik," John McDonald, profesor ilmu biologi di University of Delaware, dilansir The Huffington Post.
Ketimbang menyalahkan faktor bawaan yang diturunkan orangtua, McDonald lebih yakin pada perbedaan perkembangan otot setiap orang yang berbeda-beda seiring bertambah usia.
ADVERTISEMENT
Maka, apabila setelah rutin berlatih kamu tetap tak dapat melipat lidah, itu bisa saja konsekuensi dari kebiasaan cara menelan, mengunyah, menyusu, berbicara, atau berciuman.