Memahami Kesamaan di Antara Kopi dan Ganja

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Mei 2019 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kopi memiliki kandungan zat yang mampu memengaruhi neurotransmiter di otak. Percaya atau tidak, ini sama dengan efek ketika menyesap ganja, namun bekerja dengan cara berbeda.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Internal Medicine, meminum secangkir kopi di pagi hari memberi potensi untuk hidup lebih lama sekaligus meningkatkan kesehatan jantung dan kulit. Selain itu, penemuan terbaru menyatakan bahwa kopi juga dapat memengaruhi metabolisme yang mengubah molekul-molekul kecil dalam darah yang akan memengaruhi kerja neurotransmiter otak.
Sistem yang dipengaruhi dalam kerja neurotransmiter otak bernama endocannabionid; ini sangat berkaitan erat dengan ganja. Mengapa? Karena endocannabionid adalah sistem yang muncul dan dipicu oleh efek dari menyesap ganja; berdasarkan penelitian terbaru, kopi pun dapat memberikan efek yang sama.
Sistem endocannabinoid dalam tubuh berperan dalam mengatur suasana hati dan relaksasi tubuh dalam mengatasi tekanan. Serta dapat memberi fungsi lain terhadap tekanan darah, kekebalan, nafsu makan, dan tenaga yang diproduksi tubuh.
ADVERTISEMENT
Ketika menyesap ganja, zatnya akan mengikat neurotransmitter yang terkait dengan sistem endocannabinoid. Neurtransmitter secara mandiri memiliki tugas mengirimkan sinyal dari otak kepada saraf yang ada di dalam tubuh.
Di sisi lain, kopi mengikat neurotransmitter yang sama tapi akan menurun setelah jangka waktu 4-8 jam dari meminum kopi. Berbeda dengan ganja, ikatan yang bekerja pada neurortransmitter akan bertahan lama.
Kelebihan lain, dari efek meminum kopi yang tidak dimiliki ganja, yakni kopi berhubungan erat dengan sistem androsteroid. Artinya, kopi dapat membantu tubuh mengeluarkan atau bahkan menghilangkan steroid-steroid yang merusak tubuh, seperti praktik yang dilakukan dalam proses pengobatan kanker.
Di Indonesia, kopi legal dikonsumsi, berbeda dengan ganja yang pelik dan rumit di mata hukum. Bagaimana pun, terlepas dengan kondisi dan stigma yang melekat pada ganja, agaknya kita harus mulai berpikir seperti ini: jika ganja terbukti bermanfaat untuk kesehatan, lantas persoalan hukum yang membelitnya bertujuan untuk (si)apa?
ADVERTISEMENT
Sumber: iflscience.com | portlandmercury.com | livescience.com