Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mencari Asal-usul Kue Mangkuk Berusia 250 Tahun di Bangkok
2 Mei 2021 18:25 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Kudeejeen (baca: Kudi Chin), sebuah “Kampung Siam-Portugis” yang terletak di sisi barat Sungai Chao Phraya, selatan Kuil Wat Arun, Bangkok, terdapat percampuran budaya yang telah terjadi selama 250 tahun.
ADVERTISEMENT
Kudeejeen telah menjadi rumah bagi penduduk Siam-Portugis, Thailand, dan Tionghoa, yang berbeda-beda agama. Keragaman ini dapat dilihat pada arsitektur lokal, dengan Gereja Katolik Santa Cruz, Buddha Wat Kalayanamit, dan Masjid Kudi Khao yang berjarak beberapa menit dengan berjalan kaki dari satu sama lain. Perpaduan budaya juga terbukti dalam makanan manis khas, yaitu khanom farang Kudeejeen, atau "kue orang asing" Kudeejeen.
Khanom farang merupakan sebuah kue mangkuk berbentuk cakram kecil keemasan yang menyerupai muffin manis. Bagian atas kue ini rata dengan dihiasi potongan buah kering — biasanya kismis, kesemek, dan melon musim dingin— dan dibaluri gula karamel. Tekturnya renyah di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Kue ini sendiri memiliki daftar bahan yang sangat sederhana: telur, tepung terigu, gula putih, dan buah kering.
Membuat adonan khanom farang Kudeejeen adalah seni yang sudah ada setidaknya sejak 252 tahun lalu, sejak Kudeejeen didirikan. Navinee Pongthai, seorang penduduk asli Kudeejeen dan pemilik Museum Baan Kudichin, percaya bahwa asal-usul kue itu mungkin kemunculannya lebih lama dari tahun yang sudah diperkirakan, yaitu ketika pedagang Portugis pertama menetap di ibu kota Ayutthaya pada abad ke-16.
ADVERTISEMENT
Menurut Pongthai, kue tersebut merupakan hasil dari pemukim Portugis dan keturunan mereka yang berjuang menciptakan kembali manisan ala Eropa.
Khanom farang Kudeejeen bukanlah makanan penutup campuran pertama atau yang paling terkenal di antara orang Thailand. Banyak dari manisan Thailand campuran yang juga populer, salah satunya dan yang paling ikonik adalah foi thong, sarang benang emas berbahan dasar kuning telur yang direbus dalam sirup gula.
Siapa pun yang akrab dengan penganan Portugis, akan melihat kemiripan suguhan foi thong dengan fios de ovos Portugal. Kemiripan ini turut menegaskan keeratan budaya Kudeejeen dan Portugis.
Di lain sisi, meskipun akar kue Khanom farang berasal dari perpaduan tradisi Portugis dan lokal abad ke-16 di Ayutthaya, kue ini selamanya dikaitkan dengan rumahnya di Kudeejeen.
ADVERTISEMENT
Setelah penjajah Burma (Myanmar) menjarah dan menghancurkan Ayutthaya pada 1767, banyak orang Siam-Portugis bersama dengan penduduk lain di bekas ibu kota bermigrasi ke pusat kekuasaan baru kerajaan di kota Thonburi. Di sini, raja menghadiahkan komunitas Siam-Portugis tanah yang akan menjadi kampung mereka pada tahun 1769. Rencana tersebut adalah hadiah karena membantu dalam pertempuran untuk berhasil mengusir penjajah Burma. [*]