news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mencari 'Iblis' di Kepala Peter Kurten

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2018 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para dokter membedah kepala 'Vampir dari Dusseldorf' untuk menemukan jawaban atas perilaku jahatnya.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Selalu ada sumber api di balik kepulan asap, ada penyebab dari perilaku, dan motif dari sebuah kejahatan. Begitu pula saat menceritakan kisah Peter Kurten, tindakan-tindakan brutalnya dipercaya telah muncul akibat mengalami masa kecil yang kejam.
Dia lahir pada 26 Mei 1883 di Mulheim, Jerman, dan merupakan anak ketiga dari 13 bersaudara. Ayahnya seorang tempramen yang suka menyiksa anak, seorang pecandu alkohol yang pernah dipenjara selama tiga tahun setelah menganiaya adik Kurten.
Sementara buah jatuh tak jauh dari pohonnya, sikap bengis ayah turun jua pada anaknya --bahkan dalam versi yang lebih sadis. Sebelum berusia 10 tahun, Kurten pernah membunuh dua teman sekolahnya. Tatkala ramaja, dia melakukan serangkaian kejahatan kecil.
Kemudian menginjak usia dewasa, potensi psikopat Kurten telah benar-benar matang. Dia melakukan pembunuhan berantai, memerkosa wanita-wanita, dan yang paling terkenal yaitu mengisap darah dari leher korbannya. Sebab itulah dia dijuluki 'Vampir dari Dusseldorf', yang menebarkan ketakutan di daerah itu pada awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Kurten akhirnya tertangkap dengan sembilan tuduhan pembunuhan dan tujuh tuduhan percobaan pembunuhan --dalam pengakuannya Kurten justru bilang telah melakukan total 70 aksi kejahatan. Dia dikurung dalam sel khusus untuk mencegahnya kabur; itu ialah untuk ke-30 kalinya dia dipenjara. Lalu, Kurten dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi dengan guillotine pada 2 Juli 1932.
Tetapi, meski nyawanya telah tercabut dan kepalanya telah terpisah dari tubuh, cerita tentang Kurten masih terus berlanjut setelahnya. Bagaimanapun, dia penjahat paling terkenal pada masanya yang menarik minat dari pengamat akademisi. Dia objek penelitian yang sangat langka dan mesti dianalisis, sehingga masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan mengantisipasi kehadiran 'Kurten berikutnya'.
Setelah dipenggal, para dokter sepakat untuk membelah kepala Kurten guna mempelajari struktur, kelenjar, atau kemungkinan cacat lainnya. Mereka mencoba memecah misteri tentang 'adakah bagian berbeda' yang memicu kemunculan perilaku sangat merusak.
ADVERTISEMENT
Nian begitu, isi kepala Kurten laiknya manusia normal. Usai diteliti berulang kali pun, hasil forensik tak menemukan kejanggalan di dalamnya.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, kepala kurten yang legendaris kemudian dibeli oleh kolektor Arne Coward dan dibawa ke Amerika Serikat. Sementara tak ada yang mengetahui nasib tubuhnya (apakah dikubur layak?) kepala 'Vampir dari Dusseldorf' menjadi barang yang diperjualbelikan dan dilelang pada tahun 1989.
Kepala pembunuh berantai itu kini dimiliki oleh Meseum Ripley’s Believe It or Not! Mereka masih memajangnya sampai sekarang.
Sumber: britannica.com | biography.com