news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Charles Manson Begitu Populer di Kalangan Hipster 1960-an?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 November 2017 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dia bisa membentuk dirinya sekeren musisi, sebijak guru Kristus, beringas dan rasis seperti Nazi, atau menyesuaikan diri jadi sosok apapun yang disukai orang terdekat.
Foto: theguardian.com
ADVERTISEMENT
Kalau kamu tahu Marilyn Manson, seharusnya kamu juga tahu kalau nama panggung Brian Hugh Warner ini merupakan gabungan dari dua ikon kultur tahun 60-an yaitu Marilyn Monroe dan Charles Manson.
Tapi tak seperti Monroe yang fenomenal di atas panggung hiburan, Manson mengambil tempatnya di kumpulan sub-kultur yang membenci struktur elitis. Manson memang bukan musisi spesial, namun dia punya banyak teman dekat di Hollywood, berbaur dengan bintang rock, produser, serta selebriti.
Inilah bakat terbaik yang dimiliki Manson, seorang bunglon. Dilansir The Guardian, kejeniusan Manson terletak pada kemampuannya mengeksploitasi perasaan yang berkembang di jiwa anak muda tahun 60-an.
Charles Manson, pemimpin sekte pembunuh (Foto: REUTERS/File Photo)
Manson cocok dengan idealisme hipster yang senantiasa meminggirkan diri dari tren populer dan pada saat yang sama dia juga punya visi sangat rasis. Dia adalah pemimpin bagi mereka yang ingin memberangus sistem yang dikuasai orang-orang kaya.
ADVERTISEMENT
"Orang bisa bertindak sangat bodoh ketika mencari jati dirinya. (Lalu) ketika mereka mencari penyelamat, umumnya menemukan nabi palsu," tulis The Guardian. Di situlah Manson berdiri dan memberi pengaruhnya.
Tak heran jika para pengikutnya yang menyebut diri Manson Family mau saja menurut ketika Manson merencanakan pembunuhan terhadap tujuh orang terkenal. Salah satu korban pembunuhannya ialah Sharon Tate, istri dari sutradara film Roman Polanski.
Ketika pria yang memiliki tato swastika di jidatnya itu meninggal pada usia 83 tahun, Minggu (19/11/2017), dunia pun kehilangan satu di antara sosok paling kontroversial.
Seorang hipster, serial killer, yang sungguhpun keji tetap saja (anehnya) ada yang mengagumi. Kamu tahu Helter Skelter? Buku yang menceritakan kisah hidup Manson ini bahkan dilabeli bestselling true crime stories.
ADVERTISEMENT