Mengapa Garis Bujur Nol Bumi Ada di Greenwich?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
10 September 2020 6:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebetulnya, bisa saja suatu titik di Jakarta, Bandung, atau kota lainnya di Indonesia, yang menjadi pusat garis bujur di Bumi. Lantas, jika memang semua tempat di Bumi bisa dipilih, mengapa meridian utama Bumi malah ada di Greenwich?
Foto: Garis bujur di Greenwich | Flickr/Amit Kumar
Posisi meridian utama, yang dilewati garis bujur 0° 0' 0', memang ada di Taman Greenwich, di London, Inggris. Penanda untuk lokasi ini terletak di Royal Observatory, bekas observatorium yang sekarang telah menjadi museum. Pada masa lampau, Royal Observatory memainkan peran utama dalam sejarah astronomi dan navigasi. Di mana juga terdapat teleskop bersejarah, Airy Transit Circle.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, meridian utama sebetulnya bersifat arbitrer. Sewenang-wenang atau setidaknya sesuai kesepakatan beberapa pihak. Artinya, lokasi ini dapat dipilih di mana saja. Garis bujur (sebuah meridian) di mana pun dapat berfungsi sebagai garis bujur nol. Adapun penetapan Greenwich sebagai meridian utama, bukanlah karena kondisi geografis, namun sebab kesepakatan historis.
Royal Observatory yang didirikan pada tahun 1675 itu, sejak dahulu telah digunakan oleh para astronom Inggris sebagai tempat berkumpul dan menentukan dasar-dasar pengukuran astronomi. Pada tahun 1851, astronom Sir George Biddell Airy pun membangun sebuah instrumen yang disebut lingkaran transit, untuk mengukur waktu perjalanan bintang saat melintasi meridian lokal. Dari sinilah ide untuk menetapkan lokasi meridian utama mulai muncul, dengan Greenwich sebagai salah satu opsi terbaik.
ADVERTISEMENT
Tidak semua negara setuju dengan gagasan tersebut, pada mulanya. Terutama negara maju yang kondusif bagi perkembangan sains, mereka tidak menerima garis bujur yang melewati Greenwich sebagai meridian utama. Berbagai negara pun sudah telanjur menerbitkan peta dengan garis bujur versi mereka masing-masing, yang biasanya berdasarkan garis bujur yang melewati ibu kota mereka.
Prancis, misalnya, telah menerbitkan peta dengan nol bujur yang tepat melalui Paris. Sementara kartografer di China menerbitkan peta dengan nol bujur yang melalui Beijing. Bahkan, sebuah wilayah tertentu dari suatu negara juga bisa menerbitkan peta berdasarkan meridian lokalnya (yang berbeda dengan peta dari pusat pemerintahan).
Wikimedia Commons
Demi menghapuskan pelbagai perbedaan itu, dalam konvensi internasional yang diadakan oleh Presiden Amerika Serikat, Chester Arthur, pada tahun 1884, perwakilan dari 25 negara setuju untuk memilih satu meridian standar. Untuk tujuan membuat peta global yang seragam, mereka memilih garis bujur yang melewati Royal Observatory di Greenwich, Inggris, sebagai standar internasional untuk meridian utama.
ADVERTISEMENT