Mengapa Ular King Cobra Dianggap Dewa dan Penjaga Keseimbangan di India?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
13 April 2021 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ular lanang (king cobra) dengan nama ilmiah Ophiophagus hannah | Wikimedia Commons (CC)
zoom-in-whitePerbesar
Ular lanang (king cobra) dengan nama ilmiah Ophiophagus hannah | Wikimedia Commons (CC)
ADVERTISEMENT
Adalah Ajay Giri, tim lapangan Agumbe Rainforest Research Station, berhasil menjinakkan ular lanang (king cobra) sepanjang 2,4 meter. Ia "mengontrol" ular besar beracun itu dengan pengait di tangan kanannya, sementara ekornya melingkari lengan kiri Giri.
ADVERTISEMENT
Jauh di dalam Pegunungan Ghats Barat, India, Giri telah datang untuk menyelamatkan kobra dan menyelamatkan manusia dari serangan ular. Walau mengancam nyawa, Giri berpendapat bahwa ular king cobra itu pemalu. Mereka sebenarnya tidak menyerang manusia, kecuali diprovokasi.
Giri bergabung dengan tim Agumbe Rainforest Research Station pada 2009. Mereka, yang telah terbentuk sejak tahun 2005, berupaya agar spesies ular, terutama king cobra, di alam liar tidak punah karena dibunuh manusia. Mereka juga mempelajari ular, agar dapat mencegah dan mengurangi kematian manusia akibat serangan hewan bisa-nya.
Ulang lanang (king cobra) | Wikimedia Commons (CC).
Wilayah Ghat Barat telah kehilangan lebih dari 35 persen hutan hujan mereka, selama satu abad terakhir, karena pembukaan perkebunan dan pembangunan lainnya. Habitat king cobra di kawasan itu pun telah terancam dan menyusut.
ADVERTISEMENT
Alhasil, sebab habitat aslinya sudah mulai hilang, ular tersebut sekarang berburu mangsa di peternakan warga yang berbatasan dengan hutan. Makin banyak lahan hutan hujan yang hilang, kian dekat ular hidup dengan manusia.
Ular pun secara keseluruhan bertanggung jawab atas lebih dari 50.000 kematian, setiap tahun di India. Walau begitu, sangat sedikit yang disebabkan oleh ular lanang.
Fakta ini menarik, terlepas dari kenyataan king cobra sebagai salah satu ular paling berbisa, ia memiliki sedikit minat pada manusia sebagai mangsa. Hewan dengan nama ilmiah Ophiophagus hannah ini justru dikenal sebagai pemakan ular.
King kobra sangat penting bagi ekosistem. Pada kasus di Ghat Barat, lokasi yang didatangi oleh Giri, peternakan milik warga telah menarik kedatangan hewan pengerat, seperti tikus. Pada gilirannya, keberadaan tikus juga menarik ular, termasuk beberapa spesies berbisa yang menyebabkan banyak kematian manusia.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, ular lanang tidak datang ke pedalaman Ghats Barat untuk memangsa tikus. Sang raja ular ini justru hendak menjaga keseimbangan, dengan memakan ular-ular di sana.
Seperti kebanyakan orang India, orang-orang di wilayah tersebut juga takut pada king cobra. Tetapi di sini, mereka menganggapnya sebagai dewa. Kemungkinan karena mereka telah cukup memahami peran ular tersebut di alam bebas.
Penghormatan tersebut memudahkan tim penyelamat membujuk penduduk setempat, agar tidak membunuh ular lanang dan langsung menghubungi tim Agumbe Rainforest Research Station apabila menemukannya. Mereka siap sedia selama 24 jam penuh, setiap hari, untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan. [*]