Konten dari Pengguna

Menguak Sisi Ilmiah Kucing Bersayap, Sang Mahluk Legendaris

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
12 April 2020 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kucing bersayap bernama Michi, dari Madrid, Spanyol, pada tahun 1950 | Foto oleh Sarah dari flickr.com
zoom-in-whitePerbesar
Kucing bersayap bernama Michi, dari Madrid, Spanyol, pada tahun 1950 | Foto oleh Sarah dari flickr.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam seni dan sastra Masa Renaissance sering muncul penggambaran hewan mitologi berupa kucing bersayap. Sebenarnya, penggambaran spesies ini juga sudah ada sejak masa prasejarah, dengan kucing digambarkan memiliki sayap seperti burung, kelelawar, atau makhluk terbang lainnya. Bahkan beberapa wilayah di dunia menjadikan kucing bersayap sebagai hewan legendaris, seperti di Eurasia dan Afrika Utara, yang menggambarkan kucing dengan sayap elang.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kepercayaan tentang kucing bersayap masih tumbuh dan menjadi legenda urban. Namun, apakah kucing bersayap itu benar-benar ada?

Catatan Historis

Kisah kucing bersayap pertama kali dikemukakan oleh seorang penulis, penyair, sekaligus filsuf dari Amerika, bernama Henry David Thoreau, pada tahun 1842. Thoreau menuturkan dirinya telah menemukan kucing bersayap di rumah pertanian milik tetangganya, Tn. Gillian Baker, di Lincoln, pada musim semi. Kucing ini dideskripsikan memiliki bulu panjang serupa sayap yang tumbuh dari tubuhnya, namun sayangnya sudah tidak bernyawa ketika Thoreau menemukannya. Dia kemudian menyimpannya sebagai koleksi pribadi.
Thoreau tidak menyebutkan apakah kucing yang ditemukannya mampu terbang atau tidak. Dia hanya menuliskan bahwa tubuh kucing itu dilengkapi organ lain yang terlihat seperti "sayap".
ADVERTISEMENT
Semenjak itu, laporan-laporan tentang kucing bersayap pun terus bermunculan dari banyak tempat, seperti dari Somerset pada tahun 1899, dari Oxford pada tahun 1933, dari Madrid pada tahun 1950, dan dari Manchester pada tahun 1960-an.
Hampir satu setengah abad kemudian setelah tulisan Thoreau, berita kemunculan kucing bersayap pun kembali dilaporkan pada tahun 2008. Kucing ini dimiliki oleh seorang laki-laki yang tinggal di Sichuan, Provinsi Cina Selatan. Lalu pada 2012 muncul pula sebuah video kucing bersayap, dengan seseorang meregangkan bagian tubuh dari kucing yang dianggap sebagai "sayapnya."
Fenomena unik tersebut mengundang rasa penasaran dari banyak orang, bagaimana bisa kucing memiliki sayap? Sarah Hartwell, seorang pecinta kucing, peneliti hewan, sekaligus penulis di Messybeast, menyatakan tiga kemungkinan jawaban:
ADVERTISEMENT
Secara alami, kucing berbulu lebat harus berjuang ekstra untuk merawat diri mereka sendiri. Apalagi bulu di bagian punggung, yang sulit tersentuh oleh lidah kucing, lazimnya menjadi kusut. Kemungkinan bulu lebat yang kusut inilah yang membuat kucing terlihat seperti memiliki sayap saat berlari.
Kondisi ini disebut sebagai asthenia, yang setara dengan sindrom Ehlers-Danlos ( kelainan bawaan yang sebagian besar memengaruhi kulit, sendi, dan pembuluh darah). Ketika kucing sedang meringkuk, kulitnya berkumpul di belakang lengan; saat ia merenggang akan muncul lipatan yang berbentuk seperti sayap di punggungnya. Dalam beberapa kasus, asthenia pada kulit kucing juga tertutup oleh bulu lebat, menjadikannya lebih mirip seperti sayap.
ADVERTISEMENT
Jika kucing dilahirkan dengan lengan ekstra di tempat yang tepat, maka kemungkinan mereka akan terlihat seperti memiliki sayap.
Kendati terlihat unik, kondisi fisiologis kucing bersayap dapat menghambat pergerakan dan membahayakan nyawa mereka pada saat tertentu (misal: ketika menghindari hantaman kendaraan di jalanan). Fenomena langka ini tidak cukup sehat secara ilmiah.
Sumber :