Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mirror-Touch Synaesthesia, Kelainan yang Bisa Merasakan Rasa Sakit Orang Lain
16 Agustus 2020 21:12 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sangat jarang sekali menemukan orang yang mengidap mirror-touch synesthesia. Dalam kehidupan kita, ini adalah kondisi yang sungguh langka. Mirror-touch synesthesia membuat seseorang memiliki kemampuan untuk melihat apa yang dilihat oleh orang lain; merasakan apa dirasakan yang orang lain. Dalam kasus yang sangat parah, kehidupan seseorang bisa sangat terganggu karena kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengidap mirror-touch synaesthesia yang cukup terkenal ialah Joel Salinas dari Florida, Amerika Serikat. Dalam pengalamannya, dokter muda ini pernah merasakan momen paling mengerikan pada tahun 2008.
Saat itu, Salinas sedang berdiri di pasien yang baru saja meninggal akibat serangan jantung. Ia pun menerima sensasi terburuk dari kelainan mirror-touch synesthesia.
"(Seketika) saya sama sekali tak dapat merasakan sensasi fisik. (kejadian) itu sangat menghantui," tutur Salinas, yang menyebut pengalaman merasakan kematian orang lain layaknya masuk ke dalam keheningan yang menakutkan.
Ada dua cara yang membuat seseorang dengan mirror-touch synaesthesia turut mengalami derita orang lain, yaitu dengan melihat orang lain secara langsung (tatap muka) atau dengan bersentuhan kulit. Kelainan yang sangat jarang ditemukan ini, menukil dari BBC International, hanya diidap oleh sekitar 1,6 persen manusia dari seluruh populasi di Bumi.
ADVERTISEMENT
Ketimbang meratapi kelainan kondisinya, Salinas pun mencari cara agar dapat mengendalikannya atau bahkan memanfaatkannya dalam dunia pengobatan.
"Aku tidak melihat hal ini sebagai berkah atau kutukan karena bisa jadi ini adalah keduanya," imbuhnya, yang kini mengaku lebih siap untuk menerima sensasi paling tidak menyenangkan.
Berkat sikap yang menerima kelainan itu, sudah dua buku yang ditulis Salinas, Notes from a Doctor Who Can Feel Your Pain (2017) dan A Memoir of Synesthesia and the Secret Life of the Brain (2018), yang berkaitan dengan kalainannya. Ia berharap, dengan pendalaman studi dari para peneliti, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan secara gamblang tentang kondisi yang dimiliki oleh orang-orang sepertinya.