Misteri Kematian 15 Juta Orang Aztec Mulai Terpecahkan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
16 Januari 2018 12:43 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuil Aztec (Foto: Pixabay/mattiaverga)
zoom-in-whitePerbesar
Kuil Aztec (Foto: Pixabay/mattiaverga)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1545, bencana melanda wilayah Aztec. Orang-orang mulai terserang demam tinggi, sakit kepala, dan pendarahan dari mata, mulut, serta hidung. Kematian umumnya terjadi dalam tiga atau empat hari setelah gejala tersebut.
ADVERTISEMENT
Hanya dalam lima tahun, sebanyaka 15 juta orang --diperkirakan 80 persen dari populasi-- terbunuh dalam epidemi yang oleh penduduk setempat disebut Cocoliztli. Kata itu, berarti wabah penyakit dalam bahasa Aztec Nahuatl.
"Cocoliztli adalah salah satu dari banyak epidemi yang mempengaruhi Meksiko setelah kedatangan orang Eropa," terang Ashild Vagene dari University of Tuebingen di Jerman, co-author untuk jurnal ilmiah Nature Ecology and Evolution, dikutip The Guardian, Selasa (16/1/2018).
Penyebab epidemi telah diperdebatkan sejak lama oleh para sejarawan; sekarang dapat ditemukan bukti langsung melalui tes DNA. Tim peneliti dalam jurnal tersebut meyakinkan, bahwa ada jejak bakteri salmonella enterica dari 29 kerangka yang diuji.
Bakteri ini termasuk varietas Paratyphi C, yang juga diketahui sebagai biang demam enterik atau lebih dikenal dengan sebutan tifus.
ADVERTISEMENT
Sementara tifus telah menyerang Eropa lebih dulu pada abad pertengahan, salmonella enterica kemudian dibawa orang Spanyol, dan hewan peliharaan mereka saat mulai mengekspansi Meksiko.
"Kami menguji semua bakteri patogen dan virus DNA yang data genomnya telah tersedia," co-author Alexander Herbig menambahkan. Mereka pun percaya, tifus adalah kandidat terkuat dan bertanggung jawab atas kehancuran Suku Aztec.