Mitos Kodok Menyebabkan Kutil

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2018 23:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk golongan yang percaya kodok menularkan kutil?
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Telah sejak lama, muncul imbauan keliru dari para orang tua kepada anak-anaknya. "Jangan menangkap kodok, nanti tertular kutil," benarkah?
Padahal, kodok tidak menimbulkan kutil pada kulit manusia. Kulit hewan ini memang tidak sedap dipandang, dipenuhi oleh benjolan-benjolan. Namun, perasaan gatal setelah memegang kodok itu kemungkinan besar diakibatkan sensasi jijik semata.
Dalam ilmu penyakit kulit, ada banyak jenis kutil yang dapat menyerang kulit manusia (sekitar lima puluh atau lebih) termasuk yang paling berbahaya yaitu human papillomavirus (HPV). Faktanya, tidak satu pun dari jenis kutil tersebut yang berasal dari kulit kodok--atau juga katak.
Meski begitu, bukan berarti kita boleh menangkap kodok dengan tangan kosong sembarangan. Lantaran, benjolan pada kulit kodok diisi oleh kelenjar yang dalam beberapa jenis tertentu mengandung racun (berfungsi untuk melindungi mereka dari predator di alam liar).
ADVERTISEMENT
Terkadang, kelenjar beracun tersebut dapat membakar kulit manusia yang menangkapnya. Kondisi kulit yang terbakar oleh racun kodok itulah yang juga sering diidentikkan dengan buduk--karena terasa gatal di sekitar bagian lukanya.
Sumber: sites.psu.edu | animals.howstuffworks.com