Konten dari Pengguna

Mocha Dick, Paus Legendaris Inspirasi Novel Moby Dick

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
17 Juli 2019 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Sudah pernahkah Anda membaca novel Moby-Dick; or, The Whale karya novelis Amerika Serikat, Herman Melville? Jika belum, novel tersebut menceritakan kisah seorang pelaut yang menantang maut melawan paus sperma bernama Moby Dick untuk misi balas dendam. Walau genre novel tersebut fiksi, tetapi kisah dari manusia melawan paus sperma terinspirasi dari sebuah legenda yang benaran adanya. Kisah mengenai manusia versus paus sperma itu bermula di negara Amerika Selatan, Chili, tepatnya di pulau bernama Mocha.
ADVERTISEMENT
Sekitar tiga puluh kilometer di lepas pantai Chili terdapat sebuah pulau kecil berbentuk tetesan air mata bernama Mocha yang dihuni oleh penduduk asli yang disebut orang-orang Mapuche. Pulau ini terkenal di kalangan pelaut, terutama bajak laut dan prajurit yang menggunakan pulau itu sebagai basis mereka dalam perdagangan seperti penjualan barang-barang mentah, hasil industri rumahan, hasil ternak dan pertanian. Petugas Inggris dan Belanda sering berhenti di pulau itu, memuat kapal mereka dengan persediaan, dan setelah tinggal sebentar mereka kembali berlayar ke pantai Pasifik menjarah kapal Spanyol dan pelabuhan di perjananan.
Di sekitar perairan pulau inilah Mocha Dick pertama kali terlihat pada tahun 1810. Mocha Dick, yang dinamai dari pulau tempat ia terlihat, terkenal di antara pemburu paus Inggris dan Nantucket. Paus sperma albino yang sangat besar itu sebenarnya cukup jinak, kadang berenang di samping kapal yang dirancang untuk membunuh rasnya. Tapi sekalinya dekat dengannya, Mocha Dick bisa berubah menjadi buas dan membalas dengan agresif sampai-sampai banyak kapal termasuk kapal pemburu paus kalah terkena dampak serangannya.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Mocha Dick untuk memberikan ancaman pada kapal laut membuat namanya terkenal di kalangan kapten perburuan paus. "Namanya secara otomatis menjadi perbincang di antara pemburu paus ketika melakukan pertukaran saat bertemu di lautan Pasifik," tulis penjelajah Amerika, Jeremiah N Reynolds di majalah The Knickerbocker keluaran tahun 1839. Begitu nama Mocha Dick tenar, pemburu paus semakin terbiasa memperbincangkannya di pelabuhan. "Ada berita dari Mocha Dick?" begitulah pertanyaan dari mereka.
Menurut penulusuran Reynolds, Mocha Dick mempunyai ciri-ciri bertubuh putih seputih bulu domba dan dikerubungi teritip. Punggungnya mempunyai kurang lebih dua puluh tanda bekas tikaman harpun dari pelaut yang bersua dengannya.
Mocha Dick akhirnya mati dibunuh pada 1838. Bangkainya kemudian diukur di mana ia memiliki panjang sekitar 21 meter.
ADVERTISEMENT
Dalam 28 tahun, Mocha Dick diklaim sudah membunuh lebih dari 30 orang ketika bertemu dengan ratusan lebih kapal pemburu paus. Ia membunuh dengan cara menghantamkan badannya dan menenggelamkan kapal pemburu tersebut.
Perburuan paus memang cukup besar pada abad ke-19, cukup berisiko namun juga menguntungkan. Para pelaut Inggris, Belanda, dan Amerika rela berlayar hingga jauh demi membunuh mamalia terbesar di muka bumi ini. Minyak yang terkandung dalam tubuh paus menjadi komoditas menggiurkan karena laris sebagai bahan penerangan lampu minyak.
Sumber: amusingplanet.com | smithsonianmag.com | bbc.co.uk