Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Nenek Moyang Orang Islandia Bukanlah Viking
2 Maret 2018 12:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kita sudah telanjur menganggap orang Islandia sebagai keturunan bangsa Viking, meski itu bukan faktanya.
ADVERTISEMENT
Orang cenderung berpikir bahwa orang viking adalah orang Islandia, kira-kira seperti stereotip orang Romawi untuk orang Italia. Bahkan, ketika tim nasional sepak bola Islandia merayakan kelolosannya ke Piala Dunia 2018, mereka mengumandangkan chant Viking; semua orang begitu antuisas.
Nenek moyang orang Islandia memang punya hubungan dengan Bangsa Viking, hanya saja dalam tatanan yang tak harmonis. Hubungan itu, sebagai penjajah dan yang terjajah, dan dapat dibuktikan melalui beberapa sumber kuat.
Salah satunya menurut catatan yang dipajang di Museum Kota Reykjavik, menjabarkan bahwa sebagian orang Islandia berasal dari keturunan petani Norwegia yang melarikan diri dari ancaman Viking.

Gaya hidup mereka berbeda, tak seperti Bangsa Viking yang gemar menjelajah dan berpernag, nenek moyang Islandia cenderung hidup damai dengan beternak dan berladang.
ADVERTISEMENT
"Orang Islandia tidak pernah benar-benar terhubung (dalam silsilah keturunan) dengan dunia Viking," Jesse Byock, profesor sejarah Islandia dari Universitas California. "Namun, anak muda mereka sangat antusias dengan Viking."
Meski begitu, Byock menyebut nenek moyang Islandia sebetulnya tak kalah tangguh, setidaknya untuk urusan bertahan hidup. Setelah meninggalkan desa-desa mereka, para petani Norwegia mengalami kelaparan dahsyat; melakukan apa saja demi tetap hidup.
Bertahan hidup di tempat baru, di dataran Islandia yang sulit untuk bertani, nenek moyang mereka menyantap hakarl. Ini adalah makanan tradisional dari daging hiu yang diawetkan, yang rasanya tak enak.
Nenek moyang Islandia bersenang-senang dengan makanan buruk itu. Kerap harus berjalan jauh menyusuri pantai demi mencari hiu terdampar, untuk kemudian diolah jadi makanan yang dapat bertahan lama dan tak membusuk saat musim dingin.
ADVERTISEMENT