Konten dari Pengguna

Nepenthes lowii, Toilet Alami nan Nyaman untuk Tikus

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
17 Mei 2020 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Tidak semua tanaman dapat bertahan hidup hanya dengan mengandalkan sinar matahari dan kesuburan tanah saja. Beberapa di antaranya bahkan ada yang membutuhkan kudapan berlemak, seperti tanaman pitcher atau yang biasa kita sebut kantong semar karnivora, yang merepresentasikan bagaimana sempurnanya tanaman yang lapar akan daging. Dengan daun yang dikenal sebagai perangkap, mekanisme para perangkap mereka adalah rongga yang diisi dengan cairan pencernaan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sebagai saudara pitcher dalam genus Nepenthes, ada juga tanaman kantong semar yang mencerna semut dan serangga lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, seperti dilakukan oleh Nepenthes lowii. Percaya atau tidak, ternyata kotoran juga dapat berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman karnivora ini.
N. lowii memang memiliki hubungan yang paling menguntungkan dengan tikus, begitu juga sebaliknya. Dalam simbiosis mutalismenya, N. lowii bertindak sebagai "toilet" untuk tikus; sementara kotosan tikus sebagai makanan untuk tanaman. Tanaman karnivora ini mendapatkan antara 57 hingga 100 persen nitrogennya dari kotoran tikus.
Para peneliti mengamati fenomena tersebut di Pulau Kalimantan. Mereka menemukan bahwa tanaman N. lowii dewasa akan berkembang di atas tanah, dengan kantong yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses. Bagian daunnya pun sangat besar sehingga dapat menampung sekitar setengah galon air dan sedikit kotoran.
ADVERTISEMENT
Foto oleh The Plant Kingdom di facebook
Menariknya lagi, bentuk kantong pada tanaman karnivora tersebut seperti dirancang untuk membuat segala sesuatunya terasa nyaman bagi si tikus. Layaknya manusia yang memiliki toilet nyaman untuk membuang kotoran, begitu pula dengan "toilet"’ alami bagi tikus ini.
Pada dasarnya, apabila seekor tikus akan memenuhi panggilan alamnya, ia akan melakukannya di atas N. lowii sambil menjilati nektar daun tanaman. Kotoran akhirnya turun dan masuk ke dalam kantong yang berbentuk corong. Polah rapi yang sebetulnya membuat alam liar menjadi sedikit lebih bersih.
Bagi N. lowii, pola konsumsi itu merupakan hasil adaptasi untuk bertahan hidup. Menurut para ilmuwan, serangga yang menjadi makanan alami dari tanaman karnivora ini telah menjadi langka. Sementara itu, kotoran yang kaya nitrogen memungkinkannya untuk tumbuh, dan untungnya ada banyak tikus di dataran tinggi Borneo.
ADVERTISEMENT
Sumber: ripleys.com | nytimes.com | livescience.com