news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Okunoshima, Pulau Beracun yang Menjadi Rumah Kelinci

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 September 2018 1:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa lalu Okunoshima sangat berbahaya, namun sekarang justru dihuni oleh banyak sekali hewan lucu.
Foto: kelinci-kelinci di Okunoshima | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Antara tahun 1929 sampai 1945, Pulau Okunoshima terpilih sebagai tempat produksi senjata kimia --untuk Tentara Kekaisaran Jepang. Keterasingannya, kondusifitasnya, serta lantaran pulau tersebut berjarak cukup jauh dari dataran lain, menjadi alasan mengapa pembuatan racun lebih baik terjadi di sana.
Selama 16 tahun program berbahaya itu berlangsung; selama itu pula Pulau Okunoshima dihapuskan (lebih tepatnya diharasiakan keberadaannya) dari peta Jepang. Bahkan setelah Perang Dunia Kedua berakhir, orang-orang yang pernah bekerja di sana sempat dituntut agar tutup mulut mengenai proyek senjata kimia.
Setelah racun tidak lagi diproduksi, pemerintah pun sengaja membawa beberapa kelinci untuk tinggal di Okunoshima. Tujuannya, untuk menguji efek racun --apakah masih berbahaya atau sudah layak huni bagi mahluk hidup? Semakin lama, kelinci-kelinci itu bereproduksi dan lingkungan bebas predator membuat jumlah mereka kian bertambah dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, akhirnya Pulau Okunoshima didekasikan untuk populasi kelinci. Serta, dijuluki 'Usagi Shima' yang berarti 'Pulau Kelinci. Pengunjung boleh datang ke sana, boleh memberi makan binatang lucu tersebut, namun mereka dilarang membawa anjing dan kucing (demi keamanan kelinci).
CATATAN: Pulau Okunoshima sebetulnya belum bisa dipastikan 100 persen terbebas dari racun karena pemerintah Jepang tidak pernah melakukan dekontaminasi total di seluruh pulau. Kehadiran Poison Gas Museum (yang dibuka sejak tahun 1988) juga menjadi bukti nyata bahwa eksistensi sejata kimia di Pulau Okunoshima bukan sekadar isapan jempol belaka. Bagaimanapun, status Okunoshima sebagai area bebas racun masih diperdebatkan hingga kini.
Sumber: japantimes.co.jp | nytimes.com