Ormer, Boga Bahari Mahal di Inggris yang Berisiko Penjara

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 April 2021 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cangkang ormer hijau (Haliotis tuberculata tuberculata) | Wikimedia Commons/Hans Hillewaert (CC)
zoom-in-whitePerbesar
Cangkang ormer hijau (Haliotis tuberculata tuberculata) | Wikimedia Commons/Hans Hillewaert (CC)
ADVERTISEMENT
Ormer, yang sering dijuluki Telinga Venus dan tergolong dalam keluarga abalone, telah lama jadi boga bahari (seafood). Ormer hanya dapat ditemukan di Pulau Guernsey, yang terletak beberapa mil dari garis pantai Prancis namun merupakan bagian dari Monarki Inggris.
ADVERTISEMENT
Ormer juga termasuk jenis boga bahari termahal, ketimbang keluarga abalon lainnya. Per kilo ormer dapat dihargai hingga 150 poundsterling atau sekitar 3 juta rupiah.
Menurut para pencinta boga bahari, rasa ormer sulit dijabarkan. Konon, saking enak rasanya, jadi terlalu sulit dijelaskan dengan kalimat.
Beberapa berpendapat bahwa daging ormer lezat dan memiliki keunikannya tersendiri, lembut, dan sedikit seperti daging, tetapi masih memiliki rasa khas moluska. Bila dimasak dengan benar, ormer memiliki tekstur yang mirip dengan cumi-cumi, gurita, atau sotong.
Selain rasanya yang unik, ormer menjadi mahal karena waktu untuk memanennya dibatasi oleh undang-undang di Inggris. Hanya tersedia sekitar 20 hari dalam setahun, yang diizinkan oleh undang-undang, untuk mencari moluska berharga ini. Itu pun hanya di garis pantai Pulau Guernsey, Selat Inggris.
ADVERTISEMENT
Selain undang-undang, Pemburu ormer juga harus "mematuhi" perintah Bulan. Ormer hanya bisa dikumpulkan pada saat terjadi pasang surut laut. Waktu panennya ditetapkan hanya saat terjadinya Bulan purnama, pergantian bulan, Hari Tahun Baru, dan pada akhir bulan April. Ini adalah hari-hari pilihan, ketika bulan memiliki pengaruh terbesar dalam rentang pasang surut yang mampu mencapai hingga 10 meter dari garis pantai.
Tentang bagaimana cara memanen ormer dan memasarkannya pun telah diatur oleh undang-undang. Izin ketat juga diberlakukan, ketika ingin mengekspor ormer ke luar negeri.
Apabila melanggar salah satu aturan tersebut, para pemburu ormer bakal didenda hingga £5.000 atau menghadapi hukuman enam bulan penjara.
Pinggiran laut Pulau Guernsey, Inggris | Wikimedia Commons/Steve Johnson (CC)
Konon, dua puluh ribu ekor ormer ditangkap dalam satu hari di Teluk Perelle, pada tahun 1841. Sementara saat air surut pada tahun 1965, 400 pengumpul memanen hampir 31.000 ormer. Dua tahun kemudian, diperkirakan 200.000 ormer dikumpulkan sepanjang musim 1967.
ADVERTISEMENT
Tidak mengherankan, panen besar bersejarah seperti itu makin menghantam jumlah ormer. Kian lama menjadi lebih sedikit. Guernsey pun memberlakukan peraturan pertama untuk membatasi panen ormer tahun 1876, dan "musim panen" ormer dibatalkan selama tiga tahun berturut-turut, dari tahun 1974 hingga 1976.
Meskipun populasi ormer saat ini masih jauh lebih sedikit ketimbang masa lampau, sekarang ada upaya konservasi, seperti Project Ormer, yang dimulai pada 2018 di bawah naungan La Société Guernesiaise. Dipimpin oleh ahli biologi kelautan Laura Bampton, sukarelawan melakukan survei saat air surut, menandai ormer yang mereka temukan dengan label kuning berkode, dipasang pada cangkang dengan lem.
Jika tidak dikonservasi dengan cara itu, jangan heran bila harga ormer makin lama akan kian melangit. Makin tak masuk akal. [*]
ADVERTISEMENT