Parfum Beraroma Hujan Dibuat di India

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
31 Maret 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Khusen Rustamov dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Khusen Rustamov dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Aroma hujan memang unik. Saat rintik-rintik air turun dengan derasnya dan jatuh ke tanah, kerap tercium bau dari petrichor, semacam zat yang terbentuk dari senyawa kimia yang diproduksi oleh tanaman serta bakteri di tanah. Orang-orang kerap menyebut bau tersebut sebagai bau hujan.
ADVERTISEMENT
Bau hujan dengan keunikannya ternyata tidak hanya bisa ditemui saat hujan turun saja. Di Uttar Pradesh, India, masyarakat lokal bisa menciptakan bau tersebut dalam bentuk parfum. Orang-orang di sana bahkan sudah menggunakan parfum beraroma hujan di pakaian mereka selama berabad-abad.
Daerah produsen parfum aroma hujan tersebut tepatnya adalah Kannauj yang terletak di tepian Sungai Gangga, antara kota Agra dan Lucknow. Sejarah mencatat Kannauj sudah menjadi daerah produsen parfum sejak era kekuasaan Harsavardhana pada abad ketujuh. Pada masa lalu, parfum dari Kannauj juga populer di kalangan kaisar Mughal yang menguasai India selama hampir 300 tahun.
Lebih dari seribu tahun kemudian, Kannauj masih bertahan sebagai daerah penghasil parfum. Saat ini bahkan hampir setengah dari 1,5 juta penduduk Kannauj menggantungkan hidupnya dalam industri parfum yang dijalankan secara tradisional.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak jenis parfum yang dibuat di Kannauj, parfum aroma hujan adalah yang paling terkenal. Di sana, parfum tersebut dikenal dengan nama mitti attar yang berarti "parfum bumi". Mitti attar dibuat dari batu bata kering dan air kolam yang dimasukkan ke dalam tungku lalu ditutup tanah liat dan dipanaskan selama berjam-jam hingga aromanya keluar.
Proses pembuatan mitti attar terbilang unik karena bahan bakunya yang benar-benar berbeda dari parfum umumnya. Untuk membuat parfum jenis lain, yang dipanaskan di dalam tungku adalah bunga dari berbagai jenis dan bukannya batu bata seperti mitti attar.
Sayangnya, meski unik dan bersejarah, bisnis parfum di Kannauj perlahan-lahan surut. Penyebabnya adalah semakin banyaknya konsumen yang beralih ke produk parfum berbahan baku alkohol yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
Sumber: theatlantic.com | indiatoday.com | amusingplanet.com