Konten dari Pengguna

Parthenon of shipwrecks, Museum Bawah Laut Pertama di Yunani

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
2 Agustus 2020 23:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Parthenon of shipwrecks | dok. Archaeology Wiki
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Parthenon of shipwrecks | dok. Archaeology Wiki
ADVERTISEMENT
Di lepas pantai Pulau Alonissos, Yunani baru saja membuka museum bawah laut pertamanya yang disebut "Parthenon of Shipwrecks". Museum ini merupakan sebuah bangkai kapal yang dipenuhi oleh amphorae dari abad ke-5. Tentunya, walau dibuka untuk umum, siapa pun yang berniat mengeksplorasi tempat wisata ini perlu memiliki keterampilan menyelam yang cukup baik.
ADVERTISEMENT
Secara resmi, Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni, bersama dengan pejabat lain menghadiri upacara pembukaan pada hari Sabtu (1/7/2020). Situs bangkai kapal tersebut akan mulai dibuka untuk tur bagi para penyelam amatir bersertifikat, pada 3 Agustus hingga 2 Oktober. Sedangkan mereka yang tidak bisa menyelam hanya diperbolehkan mengikuti tur secara virtual di pusat informasi Kota Alonissos.
"Bangkai kapal ini terletak pada kedalaman 21 hingga 28 meter di dekat pantai Pulau Peristera dan berisi 3.000 hingga 4.000 amphorae," tutur Maria Agalou, Presiden Dewan Kota Alonissos, dilansir The Guardian.
Amphorae | Wikimedia Commons
Amphorae adalah sejenis wadah keramik berbentuk vas, dengan dua pegangan pada bagian lehernya. Bagian leher ini biasanya lebih panjang dari bagian badannya. Pada masa lalu, amphorae sering digunakan untuk mengangkut dan menyimpan berbagai produk, baik cair maupun kering, tetapi lazimnya digunakan untuk wadah anggur.
ADVERTISEMENT
Adapun Parthenon of Shipwrecks, yang merupakan kuburan vas bergagang dua itu, dipercaya sebagai salah satu penemuan arkeologis paling penting, karena sebagian besar benda kunonya masih utuh. Dahulu, bangkai kapal ini ditemukan oleh seorang nelayan pada tahun 1985.
Kapal dagang besar tersebut diyakini tenggelam karena cuaca buruk sekitar tahun 425 Sebelum Masehi. Dalam hasil penelitian disimpulkan bahwa kapal ini membawa ribuan amphorae berisi anggur dari Chalkidiki (di Yunani utara) dan Pulau Skopelos.
"Ini kapal besar," ungkap Pari Kalamara, Direktur Ephorate of Underwater Antiquities. "(Dan) amphorae (yang ada di dalamnya) mengungkapkan (bahwa ini merupakan) bentuk kapal kuno."
Oleh karena kekayaan nilai historisnya, pihak berwenang pun berencana untuk membuka empat kapal karam kuno di daerah itu sebagai museum di bawah laut bagi para penyelam amatir. Hal ini bertujuan untuk membentuk taman selam yang akan menarik lebih banyak wisatawan.
ADVERTISEMENT