Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Pedang Galgano yang Menancap Permanen pada Batu
13 Oktober 2018 18:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan legenda Excalibur milik Raja Arthur, Galgano Guidotti meninggalkan pedangnya sebagai bukti.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Dalam mitologi Britania Raya, dikisahkan seorang pria bernama Arthur Pendragon berhasil menarik Pedang Excalibur dari batu besar. Ketika tak seoran pun mampu menyabut pedang itu, Arthur membuktikan takdirnya berhak menduduki singgasana raja.
Hanya saja, sampai sekarang Excalibur tidak pernah ditemukan --begitu juga batu di mana pedang itu menancap. Salah satu perkiraan mengenai lokasinya pun kemudian bergeser ke negara di luar Britania Raya, ke tempat Pedang Galgano Guidotti berada, yang dipercaya sebagai inspirasi yang memunculkan mitologi Raja Arthur dalam versi orang Britania.
Pedang Galgano menancap pada sebuah batu di Biara San Galgano, Kota Montesiepi, Italia. Ditusukkan ke sana oleh Galgano Guidotti, seorang bangsawan Tuscan dari abad ke-12, juga seorang ksatria perang yang hidupnya menyimpang dengan perangai jahat.
ADVERTISEMENT
Konon, dalam versi cerita rakyat Montesiepi, suatu ketika Guidotti melihat satu sosok archangel (malaikat utama) yang memintanya untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Guidotti menolak perintah dengan mengatakan, "Itu akan sesulit membelah batu." Untuk kian menegaskan penolakannya, Guidotti menghunus pedangnya lalu menusuk batu besar. Tidak sesuai dengan perkiraan, pedang itu ternyata dengan mudahnya menancap pada batu.
Rangkaian cerita malaikat itu kemungkinan besar hanya 'bumbu penyedap' dari masyarakat. Tetapi, keaslian Pedang Galgano bukanlah kebohongan semata. Sebagaimana dilansir The Guardian , para peneliti dari Universitas Pavia menyatakan keaslian komposisi logamnya. Bahan-bahan dan desainnya juga sesuai rancangan pedang pada abad ke-12 di Italia.
Analisis radar juga memperlihatkan pedang masih utuh sampai ujung runcingnya di dalam batu. Sementara di bawah batu tersebut, tedapat ruang sekitar dua kali satu meter, yang kemungkinan merupakan makam.
ADVERTISEMENT
Sumber: theguardian.com | italoamericano.org