Penelitian Mayat Manusia Menggunakan Ladang Pertanian Terbuka

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
10 Maret 2020 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Penelitian Mayat Manusia di Peternakan Freeman Ranch yang Dijuluki Body Farm
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Penelitian Mayat Manusia di Peternakan Freeman Ranch yang Dijuluki Body Farm
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukan Anda ada sebuah ladang pertanian bernama Freeman Ranch, di San Marcos, Texas (35 mil dari Austin) yang sengaja dibuat untuk digunakan sebagai sarana 'peternakan tubuh manusia' atau Body Farm. Ladang itu dipenuhi puluhan mayat manusia yang dibiarkan membusuk sampai terlihat tulang belulangnya.
ADVERTISEMENT
Ladang seluas 26 hektar ini merupakan Fasilitias Penelitian Antropologi Forensik (FARF) milik Universitas Texas, mereka yang meneliti adalah peneliti, dosen dan siswa dari Universitas tersebut. Hasil penelitian mereka nantinya akan digunakan oleh para penegak hukum, antropologi dan arkeologi dalam memecahkan misteri bagaimana, kapan dan dimana orang meninggal.
Menurut Danny Wescott, Direktur Pusat Antropologi Forensik di Texas State (FACTS), "Saat ini terdapat 70-80 mayat yang sedang dipelajari di FARF. Kebanyakan mayat yang didapat berasal dari orang-orang yang menyumbangkan tubuh mereka untuk penelitian ilmiah ini. Namun, sangat susah sekali untuk bisa mendapatkan cukup banyak mayat untuk penelitian.
Di dalam ladang, mayat akan dibiarkan tergeletak hingga membusuk dalam keadaan telanjang, memakai baju atau dibungkus. Lalu disekitarnya akan dipasang kamera pengawas untuk memudahkan para peneliti memantau dan merekam perkembangan pembusukan dari waktu ke waktu.
Foto: Mayat yang Dibiarkan Tergeletak Hingga Membusuk
FARF memang berfokus pada proyek penelitian mengenai pembusukan tubuh manusia. Saat ini ada lebih dari 19 proyek penelitian yang sedang dipelajari di fasilitas tersebut, seperti mengukur perbedaan tingkat dekomposisi antara tubuh yang telah dibekukan dan yang tidak. Beberapa proyek justru melibatkan "thanatomicrobiome," atau mikroba, termasuk cacing dan bakteri, yang menjajah tubuh kita begitu kita mati.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada beberapa hasil penelitian unik yang didapatkan dari FARS dan ternyata sangat bermanfaat bagi para penegak hukum dan disiplin ilmu lain misalnya, penemuan "Semut sebagai Indikator Kuburan Klandestin". Penelitian yang dilakukan oleh Aaron Tarone dari Universitas A&M Texas ini menyimpulkan bahwa semut yang suka membuat sarang di dalam tanah ternyata dapat menjadi teknologi radar penembus tanah. Mereka mampu mengungkap apa yang ada di dalam tanah hanya dengan melihat isi perutnya, makanan yang mereka makan mengungkap apakah di dalamnya terdapat jenazah manusia atau hewan lain.
ADVERTISEMENT
Dan yang kedua, penemuan rusa sebagai salah satu predator pemakan tubuh manusia. Penelitian ini didapat pada tahun 2014 ketika kamera pengawas menangkap gambar seekor rusa sedang menggerogoti tulang rusuk manusia. "Gigi Rusa tersebut kemudian meninggalkan pola bercabang-cabang pada tulang" kata Smithsonian Magazine.
Foto: Stasiun Penelitian Investigasi Forensik dari Universitas Colorado Mesa
Ternyata ladang semacam FARF bukanlah satu-satunya di dunia. Amerika Serikat juga memiliki 7 ladang penelitian yang sama, salah satunya Stasiun Penelitian Invesitigasi Forensik, Universitas Colorado Mesa. Disana pernah ditemukan fakta bahwa kucing liar dapat menjadi salah satu predator pemakan tubuh manusia. Penemuan ini berdasarkan tangkapan gambar seekor kucing liar yang sedang menggigit sisa-sisa tubuh manusia. Walaupun di ladang itu telah terpasang kurungan untuk mencegah perburuan dari hewan-hewan besar namun hewan kecil seperti kucing ternyata mampu menjangkaunya. Para peneliti di Fasilitas Coloradi melaporkan kucing memang suka berburu dan kasus memakan mayat manusia ini sangat jarang terjadi. Akan tetapi kucing ternyata lebih menyukai memakan jaringan lunak seperti lengan atau bahu.
ADVERTISEMENT
Walaupun ladang seperti ini mengerikan sekaligus menarik perhatian banyak orang namun, tidak ada yang boleh berkunjung ke sana kecuali para peneliti. Ladang FARF sangat tertutup untuk umum, mungkin jika Anda memilih untuk menyumbangkan tubuh, Anda bisa tinggal disana selamanya atau setidaknya sampai kucing liar muncul.
Sumber: npr.org | mirror.co.uk | ripleys.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org