Penemuan Mumi Pendeta Mesir Kuno dan Ribuan Pelayan "Akhiratnya"

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
2 Februari 2020 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Mumi Imam Mesir Kuno
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Mumi Imam Mesir Kuno
ADVERTISEMENT
Mesir dan sejarah kunonya hingga kini masih menyimpan banyak misteri. Dengan ribuan peninggalan masa lalu, para arkeolog Mesir dan ilmuwan di seluruh dunia terus mencari puing-puing peradaban Mesir yang menakjubkan tersebut. Pada 30 Januari kemarin diberitakan sebuah penemuan terbaru yang berasal dari tanah pemakaman di Tuna El Gebel, bagian utara Mesir. Dimana terdapat 20 Sarkofagus batu (peti mati) yang berisi mumi imam besar Mesir Kuno dan ribuan pelayan mereka.
ADVERTISEMENT
Imam besar Mesir Kuno merupakan pendeta atau pemegang tradisi agama Mesir. Ajaran dan pendapatnya sangat didengar oleh penduduk dan kalangan istana, tidak heran perannya menjadi penting dan disegani. Itulah mengapa bukti keberadaan mereka dan makamnya menjadi penting untuk mengetahui lebih jauh tentang tradisi agama Mesir dimasa lalu. Walaupun pemerintahan Mesir Kuno selalu berada dalam kondisi terjajah bangsa lain seperti Nubia, Asyur, Persia dan Romawi tapi agama Mesir terus berkembang dan cenderung dihormati.
Foto: Tuna El-Gebel
Daerah Tuna El-Gebel sendiri merupakan salah satu situs arkeologi berisi banyak harta kuno Mesir yang belum terungkap. Tuna El-Gebel berada di kota Mallawi yang merupakan pusat nekropolis Khmun ("kota kematian" yang mengacu terhadap lokasi penguburan yang terpisah dari kota, berlawanan dengan makam yang terletak di di dalam kota). Situs ini berisi monumen dari era Yunani dan Romawi, serta Abad Pertengahan Akhir. Daerah yang menjadi tempat Stelae Batas Akhenaton, katakombe elang, babon dan ibis, dan makam Petosiris dan Isadora. Menurut sumber sejarah, Tuna El-Gebel awalnya bernama "Kota" di era Firaun dan "Tahnet" di era Romawi. Arti kedua nama itu adalah berkat atau banjir.
ADVERTISEMENT
Menurut tim arkeolog dari Kementrian barang antik Mesir, makam Imam Mesir yang ditemukan disana telah ada ketika masa "Periode Akhir". Periode dimana Mesir mengakhiri perjuangan mereka mencapai kemerdekaan dari bangsa lain. Periode Akhir dimulai ketika Mesir mendapatkan kembali kemerdekaannya dari bangsa Nubia yang dimulai dari pemerintahan dinasti ke-26 (668 SM hingga 525 SM). Lalu berakhir sekitar tahun 332 SM, ketika pasukan Alexander Agung memasuki Mesir. Setelah kematian Alexander, pada 323 SM, keturunan Ptolemy I (salah satu jenderal Alexander Agung) memerintah Mesir selama hampir tiga abad, sampai romawi mengambil alih negara itu pada 30 SM.
Sejauh ini, telah ditemukan 20 Sarkofagus (peti mati) terbuat dari batu kapur kualitas terbaik. Di dalamnya juga terdapat 700 jimat yang beberapa terbuat dari emas dan batu mulia, dan 10.000 patung Shabti yang terbuat dari faience (keramik berlapis). Menurut Mostafa Waziri, sekretaris Jenderal Mesir dan Dewan Tertinggi Purbakala, "Orang-orang Mesir Kuno percaya bahwa patung Shabti melayani almarhum ketika di akhirat".
ADVERTISEMENT
Para arkeolog masih belum yakin berapa banyak mumi yang dimakamkan di situs Tuna El Gebel tersebut, mengingat banyak dari sarkofagus batu yang belum dibuka. "Penggalian masih berjalan dan kami berharap untuk menemukan semakin banyak [penemuan] di bidang ini," kata Waziri.
Sumber: global-geography.org| egypttoday.com | livescience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org