Pesan Kehancuran Perang dalam Hope of Peace, Monumen Perdamaian di Libanon

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagian tengah Hope of Peace di Libanon | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Bagian tengah Hope of Peace di Libanon | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Terletak di Yarzeh, sebuah desa di tenggara Beirut, Libanon, Hope of Peace berdiri dengan memancing rasa penasaran. Monumen ini didedikasikan untuk pelestarian barang antik militer Libanon, di dekat pintu masuk Kementerian Pertahanan Nasional.
ADVERTISEMENT
Ukurannya besar dan berisi tank-tank asli, artileri, mortir, dan kendaraan lapis baja, diapit di antara lapisan beton yang tebal. Monumen seberat 5.000 ton, yang menyerupai bangunan bercangkang, pun menjulang setinggi 30 meter dan memuat 78 kendaraan.
Monumen tersebut dirancang oleh seniman Amerika kelahiran Prancis, Armand Fernandez, pada tahun 1995. Dialah yang memberikan judul "Hope of Peace." Baginya, itu mencerminkan sebuah kota yang telah lama dihancurkan oleh perang dan menjadi gambaran bangunan dalam reruntuhan.
Hope of Peace di Libanon | Wikimedia Commons
Ide untuk monumen pun sebenarnya sudah ada di benak Armand Fernandez sejak lama. Menurut Independent, Fernandez awalnya menawarkan ide ke Kota Strasbourg, Prancis, selama perayaan D-Day pada awal 1970-an. Sementara New York Times menyatakan dia bahkan sempat mencoba membangunnya di Amerika Serikat, namun tidak terjadi karena harganya yang terlalu terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
Ketika Prancis menolak ide tersebut, Fernandez lantas menawarkan karyanya kepada Israel pada tahun 1983, setahun setelah Israel menginvasi Libanon dan mengakibatkan kematian 17.500 warga sipil. Tetapi tawaran itu sekali lagi ditolak. Monumen tersebut kemudian diterima oleh Libanon yang memutuskan untuk membukanya pada peringatan 50 tahun kelahiran tentara Libanon.
Setelah berakhirnya perang saudara Libanon selama 15 tahun, pada tahun 1990, negara itu memiliki kelebihan alutsista militer, yang dengan sukarela dikumpulkan untuk membuat monumen beton. Setiap meriam dan tank serta artileri bergerak dilas ke struktur interior pada beton. Kendaraan lapis baja yang berkarat itu pun dicat dengan cat kamuflase baru.
Fernandez menjelaskan bahwa patung ini mengungkapkan harapan akan perdamaian. Karya ini melambangkan akhir perang saudara Libanon 1975-90, dengan menyematkan tank dan kendaraan militer lainnya dalam beton, demi menghentikan penggunaan aslinya dan membuat tank beserta alustista lainnya diam untuk selamanya.
ADVERTISEMENT
Ini juga peringatan bagi mereka yang masih ingin berperang. Dengan melihat berbagai alutsista yang tertancap di beton, mereka akan berpikir dua kali untuk memulai sebuah perang, karena Libanon sudah sangat menderita; dan inilah saatnya berdamai kembali.
Sebagian besar karya Armand Fernandez sebelumnya dicirikan oleh akumulasi dan kumpulan objek. Sebelum Fernandez membangun "The Hope for Peace", dia pernah membangun monumen serupa dengan mobil yang disebut "Long Term Parking" dan terletak di Château de Montcel di Jouy-en-Josas, Prancis. Patung setinggi 20 meter ini terdiri dari hampir 60 mobil, dengan sebagian besar mobil Prancis ditumpuk di atas satu sama lain dan dipasang pada beton seberat 18 ton