Konten dari Pengguna

Phineas Gage, Pasien Neuroscience Pertama dan Paling Terkenal

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
17 Juni 2020 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Phineas Gage | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Phineas Gage | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Dua kolektor foto-foto vintage, Jack dan Beverly Wilgus, menemukan foto pria yang sedang memegang sebuah besi runcing. Pria tersebut hanya membuka satu matanya, sedangkan mata lainnya tertutup seperti telah terjadi sesuatu. Jack dan Wilgus sama sekali tidak mengetahui siapa dan asal usul pria di dalam foto, sampai akhirnya mereka menemukan jawaban ketika mempostingnya di Flickr.
ADVERTISEMENT
Saat foto tersebut muncul di Flickr, banyak orang yang mengirim email dan pesan kepada dua kolektor tersebut. Mereka semua mengatakan bahwa lelaki tersebut adalah Phineas Gage. Foto ini pun menjadi yang pertama memperlihatkan Gage yang pernah diketahui oleh publik hingga saat ini.
Dalam catatan historis, Gage adalah seorang mandor untuk kru yang bekerja di rel kereta api Cavendish, Vermont. Pada 13 September 1848, saat sedang bekerja, ia mengalami kecelakaan. Saat itu, ia menggunakan besi runcing untuk mengemas bubuk peledak ke dalam lubang. Sialnya, bubuk itu justru meledak terlalu cepat, melesatkan besi runcing sepanjang 1 meter (dan berdiameter 3 sentimeter) dan menembus pipi kiri Gage, merobek otaknya, dan keluar melalui tengkoraknya. Ia mengalami buta di mata kiri, namun tidak kehilangan kesadaran sehingga masih mampu mengunjungi dokter tidak lama kemudian.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, Gage menjadi pasien yang paling terkenal dalam sejarah neuroscience dan ia merupakan orang pertama yang menunjukkan kepada para ahli medis kaitan antara trauma otak dan perubahan kepribadian. Akibat cedera yang dialami Gage, banyak penemuan baru terkait neuroscience bermunculan.
Kasus Gage ini kemudian memberikan pengaruh yang luar biasa pada pengetahuan neurologi awal. Perubahan spesifik yang diamati dalam perilakunya memunculkan informasi tentang fungsi otak dan gagasan tentang fungsi-fungsi tertentu, terkait area otak yang lebih spesifik.
Foto: Tengkorak Phineas Gage | Wikimedia Commons
Walau selamat, kehidupan Gage berubah drastis setelah kecelakaan. Menurut teman-temannya, ia bukanlah Gage yang mereka kenal. Pria berusia 25 tahun tersebut menjadi sangat sensitif, mudah emosi, dan tidak dapat berpikir jernih. Ia tidak dapat mengambil keputusan yang benar dan selalu mengucapkan kata-kata kasar. Akibatnya, perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya menolak untuk menerimanya kembali. Gage pun kemudian bekerja di tempat lain, menjadi pelatih dan peternak kuda, dan ia meninggal dunia pada Mei 1860 pada usianya yang ke-36 tahun, setelah mengalami kejang-kejang.
ADVERTISEMENT
Tujuh tahun setelah kematiannya, kuburan Gage digali dan tengkorak (beserta besi runcingnya) diambil untuk ditelaah lebih lanjut. Sebuah studi pun dilakukan pada tahun 1994, dengan para peneliti menggunakan teknik neuroimaging untuk merekonstruksi tengkorak Gage beserta dengan letak cederanya. Temuan mereka menunjukkan bahwa Gage menderita cedera pada konteks prefrontal di sisi kiri dan kanan, sehingga itulah yang menyebabkan masalah dengan proses emosional dan pengambilan keputusan yang rasional.
Kini, tengkorak dan besi runcing yang melukainya dapat dilihat di Fakultas Kedokteran Universitas Harvard untuk kepentingan penelitian dan pembelajaran.