Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Piet Hitam, Sahabat Sinterklas yang Memancing Debat Soal Rasisme
12 Desember 2020 19:58 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penggambaran Piet Hitam amat kotras dengan Sinterklas. Sementara sosok berkulit putih erat dengan citra baik nan ramah, sahabatnya yang berkulit gelap justru lebih berkesan galak.
Kala malam Natal, banyak anak-anak menunggu Sinterklas. Mereka berharap ia dapat memberikan mereka kado istimewa. Sebab mereka percaya bahwa Sinterklas selalu datang pada malam Natal, memberikan kado-kado secara diam-diam kepada anak-anak baik.
ADVERTISEMENT
Dongeng semacam memang sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Tetapi, bagaimana dengan salah satu sahabat terbaik Sinterklas, yaitu Zwarte Piet atau Piet Hitam, apakah anak-anak juga tahu?
Sosok kontroversial
Di beberapa negara Eropa, khususnya di Belgia dan Belanda, anak-anak bisa mendapatkan hadiah Natal mereka lebih awal, setiap 6 Desember, dari seseorang yang berkostum Sinterklas. Sementara kota-kota di Inggris dan Amerika Serikat, meski tidak merayakan lebih cepat, biasanya mengadakan festival dan parade untuk menghibur anak-anak dengan membagi-bagikan hadiah.
Tak jarang, di beberapa kota di dunia, Sinterklas juga akan mengenakan jubah merah panjang dengan seorang sahabat yang biasa membantunya, Piet Hitam.
Jika Sinterklas dapat dengan mudah berkumpul dengan anak-anak, Piet Hitam malah melakukan tugas sebaliknya. Karakter yang memiliki wajah hitam itu diceritakan suka menjewer telinga anak-anak nakal, memasukkan mereka ke karung, dan membawa mereka pergi jauh.
Kejelasan asal-usul mereka berdua pun amat jomplang. Sebagaimana diketahui secara meluas, karakter Sinterklas terinspirasi dari seorang uskup di Myra, yang bernama St. Nicholas. Ia pernah menjadi dewan kritis Nicea dan menjadi martir dari seorang Kaisar Romawi. Setelah kematiannya, jenazahnya dimakamkan di Bari, Italia. Namun, dari mana Piet Hitam bermula (?) sampai sekarang masih dipertanyakan.
ADVERTISEMENT
Ada dugaan yang mengatakan bahwa ia adalah seorang pelayan Moor dari Spanyol, seorang anak yatim piatu dari Turki yang diselamatkan oleh St. Nicholas, atau seorang budak dari Ethiopia yang dibebaskan. Sementara dugaan konyol lain mengatakan bahwa Piet Hitam ditemukan di cerobong asap oleh Sinterklas, sehingga itulah mengapa kulitnya berwarna hitam gelap.
Eksistensi karakter berwajah hitam tersebut senantiasa ditentang karena dinilai sebagai representasi dari rasisme. Karakter Piet seakan-akan secara permanen ditegaskan sebagai penghukum anak nakal; dan kegelapan kulitnya mengalogikan keburukan. Sebuah penggambaran yang amat kontras di samping Sinterklas yang baik, bercahaya, dan ramah.