Pizza Zanzibar, Saudara Martabak yang Lupa Jati Diri

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Mei 2021 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penjual Pizza Zanzibar, dengan bahan baku yang tidak jauh berbeda dengan martabak telor | Flickr/fabulousfabs
zoom-in-whitePerbesar
Penjual Pizza Zanzibar, dengan bahan baku yang tidak jauh berbeda dengan martabak telor | Flickr/fabulousfabs
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita tentu mengenal pizza (bahasa Indonesia: piza) sebagai makanan populer yang berasal dari Italia. Tetapi, tahukah bahwa piza ternyata juga menjadi sebuah kekhasan kudapan di Zanzibar?
ADVERTISEMENT
Negara tersebut merupakan kepulauan yang terletak di Samudera Hindia, cukup jauh dari negara Italia.
Secara penyajian, piza Zanzibar sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan jenis piza apa pun. Bahkan tidak terlihat seperti piza Italia. Begitu pula rasanya, jauh berbeda.
Piza lokal Zanzibar lebih berupa gulungan adonan, dengan tambahan topping daging sapi cincang, taburan bawang bombay, tomat, dan paprika hijau. Boleh juga ditambahkan keju, taburan garam, merica, bumbu achaar India, dan sebutir telur. Campuran bahan dan tekstur adonan tepung ini kemudian dilipat menjadi kecil dan digoreng sesuai pesanan.
Meski terdapat adonan, tomat, dan daging yang terlibat, tetapi tidak seperti piza Italia, hasil masakan lebih seperti krep isi atau pancake gurih.
ADVERTISEMENT
Salah satu dugaan yang kerap muncul, dikutip dari Atlas Obscura, piza Zanzibar merupakan makanan turunan dari mutabbaq yang berasal dari Yaman. Orang Indonesia tentu tahu mutabbaq; dan setelah menyebar ke Asia Tenggara kemudian dikenal sebagai "martabak".
Untuk memahami bagaimana bisa saudara martabak itu sampai "lupa jati diri" menjadi piza, kita harus memahami terlebih dahulu sejarah Zanzibar. Selama berabad-abad, lokasi strategis Zanzibar menjadikannya persimpangan jalan bagi perdagangan rempah-rempah internasional. Kemudian diperebutkan oleh kekuatan global mulai dari Persia, Portugis, Arab hingga Inggris. Silang budaya selama berabad-abad ini telah mempengaruhi bahasa, budaya, dan masakan Swahili di Afrika Timur.
Seorang penjual sedang menyiapkan pizza Zanzibar | Flickr/Leonie
Menurut Farid Hamid, seorang sejarawan lokal dan pakar budaya, piza Zanzibar pertama kali terdengar pada tahun 1997. Dahulu masakan tersebut merupakan jajanan pinggir jalan khas Swahili yang juga populer di Kenya dan kemudian terinspirasi dari roti pipih dari India.
ADVERTISEMENT
Hamid mengatakan, prototipe awal makanan ini hanya berisi bawang bombay, telur, dan daging, namun seiring maraknya hidangan di pasar malam, varian baru pun bermunculan. Orang-orang kemudian menyebutnya "piza" guna lebih mudah mengenal jajanan populer ini.
Penggunaan istilah "Piza" hanyalah contoh terbaru tentang bagaimana orang Zanzibar mengambil pengaruh budaya luar dan mengubahnya sesuai selera lokal. Dengan memadukan cita rasa India, Eropa, Arab, dan India, piza Zanzibar pun mencerminkan kekhasan kepulauan itu. [*]