Pohon Kapas "Agung" di Freetown, Saksi Kebebasan para Budak di Sierra Leone

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2020 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika ada mahluk hidup yang paling dapat diandalkan menjadi saksi sejarah, maka salah satunya pastilah pohon (andai saja mereka bisa berkomunikasi dengan manusia). Spesies pohon tertentu dapat hidup sangat lama, bahkan ada yang mencapai ribuan tahun, dan tentunya telah melewati beberapa zaman di Bumi ini. Oleh karena alasan semacam ini, sebuah pohon di Freetown, Sierra Leone, pun dihormati oleh manusia, karena menjadi satu-satunya saksi (bisu) historis yang masih hidup untuk peristiwa amat penting.
ADVERTISEMENT
Pohon tersebut terletak di bagian wilayah lama Freetown, berdiri di tengah bundaran, yang dikelilingi pagar beton, dengan kokoh. Spesies Ceiba pentandra ini adalah simbol bersejarah Freetown dan landmark kota yang paling terkenal, bahkan sampai saat ini.
Tidak ada yang tahu pasti berapa umurnya, tetapi diketahui telah ada (dan telah menjadi pohon dewasa) sejak tahun 1787 ketika pemukim pertama tiba di Sierra Leone. Kemungkinan terbaiknya, pohon kapas itu telah berumur 500 tahun.
Kabarnya, saat sekelompok mantan budak Afrika-Amerika, yang telah memperoleh kebebasan dengan berjuang untuk Inggris, mendarat di Sierra Leone, mereka gemar beristirahat dan berdoa di bawah naungan pohon kapas. Mereka, yang disebut sebagai "Nova Scotians" atau "Navitians", lalu mendirikan Kota Freetown pada 11 Maret 1792.
Pohon Kapas "Agung" di Sierra Leone | Wikimedia Commons
Menurut tradisi, mereka yang baru saja mendarat di garis pantai akan berjalan ke pohon raksasa itu dan memanjatkan syukur. Sembari berkumpul mengelilingi pohon, mereka berdoa dan menyanyikan himne, untuk berterima kasih kepada Tuhan karena tidak lagi terikat sebagai budak dan hidup di tanah kebebasan.
ADVERTISEMENT
Pohon Kapas pun senantisa dipandang sebagai simbol sejarah, tidak hanya di Freetown, tetapi di Sierra Leone secara keseluruhan. Banyak penduduk masih berdoa dan memberikan persembahan kepada leluhur, untuk perdamaian dan kemakmuran, di bawah Pohon Kapas yang agung. Mereka percaya bahwa pohon ini adalah tempat para leluhur, lebih dari dua ratus tahun yang lalu, dan mereka ingin menjaga tradisinya.