Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pohon yang Miring Mengikuti Arah Khatulistiwa
17 November 2019 20:29 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada sebuah wilayah paling selatan di Pulau Selandia baru yang menjadi rumah bagi pohon berbentuk aneh. Wilayah itu diberi julukan Slope Point, berada di dekat terbing terjal yang agak masuk ke lautan. Angin di wilayah itu sangat kencang sehingga dapat menghancurkan tanah dan semua tanaman diatasnya. Kendati begitu, ada sekumpulan pohon yang mampu tumbuh dan bertahan di wilayah ekstrim tersebut.
ADVERTISEMENT
Hesperocyparis Macrocarpa adalah pohon cemara berukuran sedang, yang sering tumbuh menjadi tidak teratur akibat angin kencang yang khas di daerah tempatnya ditanam. Dalam kondisi wilayah normal, pohon ini dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter (133 kaki), memiliki diameter batang mencapai 2,5 meter (lebih dari kaki). Daunnya berwarna hijau cerah memiliki aroma seperti lemon yang sedang dihancurkan, berbentuk sisik dengan panjang 2-5 mm, dan diproduksi pada pucuk bulat (tidak pipih).
Pohon cemara ini satu-satunya tanaman yang dapat tumbuh di wilayah Slope Point. Itulah yang menyebabkan mereka memiliki pertumbuhan yang tidak biasa. Cabangnya tidak tumbuh ke atas melainkan kesamping dan tampak seperti membungkuk pada sudut yang aneh. Ranting-rantingnya menempel ke samping layaknya tatanan rambut yang berantakan.
ADVERTISEMENT
Udara dingin yang berputar disekitar Samudra Antartika, menyebabkan angin mendapat kekuatan besar sebelum bertiup ke benda apa pun yang pertama kali mereka temui. Pohon cemara disana tumbuh dengan menanggung beban dari serangan berangin, menyebabkan mereka menekuk ke utara yang merupakan arah khatulistiwa.
Pohon cemara ini pertama kali ditanam oleh peternak domba Jeremiah O'Brien, dari County Limerick, yang menikah dengan keluarga Haldane seorang pemukim asli di daerah tersebut. Tujuannya sebagai perlindungan bagi kawanan ternak mereka dari cuaca liar. Domba-domba di wilayah tersebut cukup terkenal, ditambah para peternak sengaja meliarkan dombanya untuk merumput di padang rumput dekat pohon itu berada.
Ketika cuaca sedang cerah, sinar matahari akan tampak menyoroti simpul cemara yang berbonggol-bonggol, membuatnya terlihat seperti karya seni yang nyata. Slope Point sebenarnya wilayah yang indah untuk dijelajahi, dengan padang rumput yang hijau membentang ke arah cakrawala. Mengarah langsung ke tebing berbatu yang terdapat air terjun dibawahnya. Tempat indah ini memang jarang dihuni, kecuali oleh domba-domba liar itu.
ADVERTISEMENT
Jika Anda tertarik berkunjung ke sana, perhatikan tanda jalan berwarna kuning kenari. Lewat tanda itu Anda akan diberi tau tentang lokasi Anda, Kutub Selatan dan Khatulistiwa. Namun jangan berwisata ketika bulan September hingga November karena jalanan disana akan tutup pada waktu-waktu itu. Hal ini karena domba-domba di Slope Point sedang musim beranak.
Sumber : Stuff.co.nz | altasobcura.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org