Project A119, Misi untuk Meledakkan Bom Nuklir di Bulan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Manusia diketahui berhasil mendarat di bulan pada tahun 1969. Namun sebelumnya, bulan sudah menjadi target operasi luar angkasa yang dijalankan oleh Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Pada era 1950-an, AS menyusun rencana rahasia yang disebut Project A119 yang melibatkan Angkatan Udara. Targetnya bukanlah mendaratkan manusia di bulan, namun meledakkan bom nuklir di sana.
Setidaknya ada dua tujuan yang dimiliki AS dari rencana ini. Pertama berkaitan dengan ilmu pengetahuan di mana AS ingin mengungkap informasi mengenai bulan dan ruang angkasa yang sebelumnya belum diketahui. Sedangkan tujuan kedua bernuansa politis di mana AS ingin unjuk kekuatan kepada negara lawannya di Perang Dingin, Uni Soviet.
Sebagai persaing satu sama lain, AS dan Uni Soviet pada masa itu memang kerap berlomba-lomba menampilkan kecanggihan teknologi ruang angkasa masing-masing. Beberapa bulan setelah Uni Soviet melancarkan satelit Sputnik yang disusul Sputnik 2 bersama dengan seekor anjing ke bulan, AS meluncurkan satelit pertama mereka, Explorer 1 pada Januari 1958. Kemudian pada tahun yang sama, Uni Soviet meluncurkan satelit ketiganya, Sputnik 3.
ADVERTISEMENT
Uni Soviet dengan demikian lebih maju dari AS dalam persaingan teknologi ruang angkasa. AS pun harus memutar otak untuk tetap percaya diri dalam persaingan ini. Dari sinilah muncul ide untuk mengirim bom ke bulan dan meledakkanya lewat Project A119 hingga seluruh dunia bisa melihatnya.
Tim yang terdiri dari sejumlah ilmuwan dibentuk untuk mengkaji rencana ini secara rinci. Berbagai pertanyaan atas kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dicari jawabannya, misalnya apa efek dari ledakan tersebut untuk bumi dan bagaimana jika bomnya justru meluncur kembali ke bumi.
Awalnya Project A119 direncakan untuk menggunakan bom hidrogen, namun karena dinilai terlalu berat, bom nuklir yang lebih kecil dianggap lebih cocok. Bom akan dibawa ke bulan menggunakan sebuah roket dan diledakkan dengan segera setelah mendarat. Titik mana yang akan menjadi lokasi peledakan pun ditentukan secara cermat untuk memastikan ledakannya bisa terlihat dengan jelas dari bumi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1959, AS berubah pikiran dan memutuskan membatalkan Project A119. Pertimbangannya terutama karena bisa jadi ada efek buruk jika terdapat kesalahan dalam pelaksanaan peledakan hingga menyebabkan bomnya justru kembali meluncur ke bumi. Para ilmuwan juga mengingatkan soal efek nuklir pada bulan yang bisa menganggu misi AS berikutnya.
Uni Soviet pun diketahui punya misi serupa dengan nama Project E-1, namun juga dibatalkan karena alasan yang tak berbeda dengan yang pertimbangkan AS. Pada tahun 1963 dan 1967, sebuah perjanjian yang mencegah adanya pengiriman bom nuklir ke bulan diteken, namun ilmuwan AS tetap mengusulkan pengiriman perangkat nuklir kecil ke bulan. Tujuannya kali ini bukan pamer kekuatan melainkan untuk menggali informasi mengenai kondisi geologis bulan. Meski demikian, usulan itu ditolak.
ADVERTISEMENT
Sumber: warhistoryonline.com | amusingplanet.com