Konten dari Pengguna

Ritual untuk Anak yang Meninggal Sebelum Dilahirkan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
8 September 2019 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Kehilangan seorang anak yang meninggal dunia tentu saja membawa kesedihan bagi orang tua maupun calon orang tua, bahkan jika si anak tersebut belum sempat dilahirkan atau meninggal di dalam kandungan. Meski demikian, dalam berbagai kultur tidak terlalu banyak ditemui ritual yang dilakukan khusus dalam rangka duka cita bagi anak yang meninggal sebelum lahir.
ADVERTISEMENT
Lain halnya dengan di Jepang. Di negeri Asia Timur itu, masyarakatnya mengenal ritual Agama Buddha yang ditujukan untuk bayi yang meninggal sebelum lahir, baik itu karena keguguran, meninggal saat dilahirkan, atau bahkan aborsi.
Ritual tersebut bernama mizuko kuyo yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "upacara peringatan anak air" . Mizuko kuyo dipraktikkan oleh masyarakat Jepang di kuil maupun di rumah.
Ajaran Buddhisme mempercayai bahwa bayi yang meninggal sebelum lahir tidak bisa masuk surga karena tidak pernah memperoleh karma yang baik. Arwah si bayi kemudian dibawa ke tempat bernama sai no kawara di tepi Sungai Sanzu di mana mereka harus menumpuk batu menjadi sebuah menara sebagai kompensasi atas rasa sakit yang dirasakan orang tua karena mereka.
ADVERTISEMENT
Arwah bayi tersebut akan dilindungi dari setan oleh sosok yang disebut Jizo. Selain melindungi, Jizo juga akan membawa arwah si bayi secara diam-diam ke surga.
Karena itulah dalam ritual mizuko kuyo, orang tua akan menaruh patung Jizo yang diberikan pakaian dan berbagai sesajen sebagai penghormatan kepada Jizo agar anaknya bisa dimasukkan ke surga. Kadang, menara batu kecil juga didirikan di samping patung dengan harapan pederitaan anak-anak mereka bisa berkurang sembari menunggu Jizo.
Ritual mizuko kuyo sudah eksis sejak berabad-abad yang lalu, namun menjadi banyak dilakukan setelah Perang Dunia Kedua. Saat itu, Jepang didera kemiskinan akut hingga banyak orang tua yang menggugurkan anaknya untuk membatasi jumlah anggota keluarga.
Meski berasal dari masyarakat Jepang, mizuko kuyo juga kini semakin terkenal di Amerika Serikat. Orang-orang di Amerika Serikat kerap melakukan ritual ini meski tidak seluruhnya memeluk ajaran Buddha.
ADVERTISEMENT
sumber : npr.org | amusingplanet.com