Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Riwayat Vampir Dunia Nyata, Orang Eropa yang Dihukum sebagai Pengisap Darah
5 Desember 2020 19:31 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah vampir bukan sekadar tentang ketakutan. Lebih gelap dari angan-angan tentang sosok mistis, terkadang cerita vampir juga menyajikan keputusasaan akan hidup. Bahkan di dunia nyata, orang-orang dan keluarga yang terlibat dengan tuduhan vampir kerap merasakan pedihnya kehilangan dengan cara paling buruk.
ADVERTISEMENT
Praktik pemberantasan vampir pun nyatanya bukan isapan jempol belaka. Di Eropa Timur, rakyat di pedesaan terpencil sudah sejak lama percaya akan pengaruh buruk manusia yang bangkit dari kematian. Kepercayaan ini pun menyebar ke Prancis, Jerman, dan ke Inggris pada awal abad ke-18.
Pada gilirannya yang mengerikan, jasad orang-orang yang dituduh sebagai vampir juga mendapatkan perlakuan tak pantas atas praktik pemberantasan itu.
Peter Plogojowitz
Pada tahun 1725, seorang petani bernama Peter Plogojowitz meninggal di Serbia bagian timur. Seminggu setelah kematiannya, sembilan penduduk di desanya juga meninggal secara misterius.
Sontak, Plogojowitz dan keluarganya disalahkan. Ia dituduh telah berubah menjadi pengisap darah dan pembawa bencana. Demi membuktikan tuduhan ini, kuburannya pun digali dan mayatnya diperiksa.
ADVERTISEMENT
Paul Barber, dalam bukunya Vampires, Burial, and Death, menuliskan keterangan dari seorang saksi:
"Saya tidak mendeteksi sedikit pun bau yang merupakan ciri khas dari orang mati, dan tubuhnya … benar-benar segar,” kata saksi itu. “Bukan tanpa keheranan, saya pun melihat darah segar di mulutnya."
Jasad Plogojowitz kemudian dibakar setelah penemuan itu, dengan dada yang dihujam pancang terlebih dahulu. Kisahnya pun menjadi amat kesohor; dan diklaim sebagai kasus vampirisme paling awal yang pernah terdokumentasikan.
Arnold Paole
Masih pada awal abad ke-18, Arnold Paole dari pedesaan di Serbia mengalami patah leher setelah terjatuh dari kereta jerami. Ia meninggal akibat insiden ini; dan seperti kasus sebelumnya, ia pun dituduh telah berubah menjadi vampir anumerta.
ADVERTISEMENT
Otoritas militer Austria yang mengendalikan desa tersebut turut menyelidiki kematian Paole. Konon, Paole bertanggung jawab atas kematian beberapa warga desa, setelah ia dikubur. Dan seperti Plogojowitz, mayat Paole pun dipancang pada bagian jantung. Kemudian, ia dibakar.
Karena kasus Paole didokumentasikan langsung oleh pihak berwenang, hal ini segera menyebarkan takhayul vampir ke negara-negara lain di Eropa Barat. Bahkan setelah Paole, cerita vampir pun viral secara global dan mencapai Dunia Baru (Benua Amerika).
Tuduhan vampirisme terhadap Plogojowitz dan Paole merupakan hal yang lumrah pada masa lampau, terutama di Serbia pada awal abad ke-18. Akan tetapi, hasil telaah pada saat ini sama sekali tidak mendukung tuduhan tersebut.
Alih-alih dianggap sebagai vampir anumerta (bangkit setelah meninggal), tanda-tanda pada mayat Plogojowitz dan Paole lebih mirip proses pembusukan pada umumnya, dengan lubang hidung dan lubang mulut yang mengeluarkan darah.
ADVERTISEMENT
Rujukan: