Rumah-rumah Menjulang Suku Korowai

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
26 Desember 2018 2:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org
Sebelum ditemukan oleh misionaris asal Belanda pada 1974, Suku Korowai di Papua hampir tidak memiliki kontak dengan dunia luar. Kelompok pemburu handal yang hidup dalam ikatan masyarakat kecil ini saling berbagi pangan antara keluarga untuk dapat bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Kendati terisolasi, orang-orang Korowai dikenal memiliki keterampilan holtikultura yang sangat baik. Selain itu, mereka juga membangun rumah-rumahnya dalam arsitektur unik dengan berdiri di atas fondasi yang tinggi atau di atas pohon.
Rata-rata rumah Suku Korowai berada pada ketinggian antara 6-12 meter. Tetapi, ada juga yang dibangun 35 meter di atas tanah. Pembangunan seperti itu berguna untuk menghindari gangguan nyamuk yang biasanya bergumul di dekat tanah; juga (konon) untuk menghindari roh jahat.
Sayangnya, tradisi membuat rumah di atas pohon sebetulnya telah mulai ditinggalkan sejak orang-orang Korowai mulai terbuka dengan dunia luar. Bahkan, diakui oleh BBC International, beberapa rumah pohon yang masih berdiri pada saat ini merupakan 'pesanan' dari para pembuat film dokumenter.
ADVERTISEMENT
Sumber: theguardian.com | atlasobscura.com