Sains Bulan Purnama: Manusia Gelisah, Hewan Agresif, dan Kejahatan Meningkat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 7:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bulan purnama | Pixabay/Elias Sch.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bulan purnama | Pixabay/Elias Sch.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak sekali mitos yang dikaitkan dengan bulan purnama, mulai dari munculnya makhluk jadi-jadian sampai larangan melakukan suatu hal. Penampakan purnama yang memesona memang telah memicu manusia untuk menerawang segala kemungkinan dengan kaidah yang gaib, sejak dahulu kala, dan mewariskan cerita tentangnya melalui lisan atau tulisan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, seperti yang lazim terjadi setelah ditelaah, terkadang ada ihwal sains di balik sebuah mitos. Begitu pun dengan purnama. Saat bulan benar-benar bundar, pada setiap tanggal 15 bulan Kamariah, sains membuktikan bahwa manusia dan hewan mengalami perubahan perilaku.

Menyebabkan gangguan tidur

Dilansir BBC International, selama atau sekitar bulan purnama, manusia cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa tertidur. Pun ketika telah tidur, manusia hanya mendapatkan sedikit waktu untuk terlelap nyenyak. Walhasil, kebanyakan orang mendapatkan kualitas tidur yang lebih buruk.
Diduga bahwa saat bulan purnama, kadar hormon tidur (melatonin) menjadi lebih rendah dalam sistem saraf manusia. Selain itu, ada juga hipotesis yang menyebutkan bahwa peningkatan cahaya bulan saat purnama membuat manusia lebih terjaga, seperti halnya saat menerima cahaya matahari.
ADVERTISEMENT

Hewan lebih cenderung menggigit

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Bradford, Inggris, pada tahun 2000 menghasilkan penjelasan tentang hewan yang lebih cenderung menggigit manusia saat bulan purnama. Studi ini melaporkan bahwa dari tahun 1997 hingga 1999, jumlah pasien dengan luka gigitan hewan, yang dibawa ke unit gawat darurat, telah meningkat secara signifikan selama fase bulan purnama.

Peningkatan kejahatan

Ada kemungkinan bahwa kejahatan yang dilakukan di luar rumah mengalami peningkatan saat bulan purnama. Teori pendukung yang paling mungkin adalah bulan purnama memberikan lebih banyak cahaya dan membuat pelaku kejahatan lebih mudah beraksi daripada dalam gelap gulita.
Selain itu, dikutip dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), dalam periode penelitian yang mencakup tahun 1978-1982, disimpulkan bahwa insiden kejahatan yang dilakukan pada hari bulan purnama jauh lebih tinggi daripada pada hari-hari lainnya. Meningkatnya insiden kejahatan pada hari bulan purnama ini kemungkinan dipicu oleh human tidal waves yang disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan.
Ilustrasi serigala dan bulan purnama | Pixabay/Heiko Stein
Bila dikaitkan dengan cerita werewolf, setidaknya sekarang kita cukup paham mengapa mitos tersebut erat dikaitkan dengan bulan purnama. Perihal manusia yang berubah menjadi lebih beringas dengan perilaku kehewanan.
ADVERTISEMENT
Werewolf memang bukanlah fakta yang bisa ditelusuri secara ilmiah, tetapi dampak yang diberikan oleh bulan purnama terhadap manusia dan hewan merupakan hal yang bisa ditelaah secara kenyataan. Sekalipun ketiga penjelasan di atas juga masih perlu diperdebatkan kebenarannya.