Sejarah Monumen Yonaguni, Kota Misteri Bawah Laut di Jepang

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
23 Juni 2021 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lorong sempit pintu masuk Monumen Yonagumi | Wikimedia Commons/Melkov (CC)
zoom-in-whitePerbesar
Lorong sempit pintu masuk Monumen Yonagumi | Wikimedia Commons/Melkov (CC)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1987, seorang penyelam lokal yang menjelajahi lepas pantai Kepulauan Ryukyu di selatan Jepang mendapatkan penemuan mengejutkan. Dua puluh lima meter di bawah permukaan laut, dia melihat serangkaian anak tangga yang diukir hampir sempurna dengan tepi yang rapi dan lurus.
ADVERTISEMENT
Penemuan penuh nilai sejarah itu kini dikenal dengan sebutan Monumen Yonaguni. Batuan raksasa berukuran 50m x 20m ini adalah salah satu situs bawah laut paling tidak biasa di dunia.
Dijuluki "Atlantis Jepang", monumen tersebut berbentuk piramida persegi panjang dan diyakini telah berusia lebih dari 10.000 tahun.
Beberapa orang berpendapat bahwa monumen ini adalah sisa dari peradaban Pasifik yang telah lama hilang, mungkin dibangun oleh masyarakt Jomon pada masa prasejarah Jepang, yaitu penduduk yang mendiami pulau ini pada awal tahun 12000 SM.
Sumber lain mengatakan, situs tersebut terjadi secara alamiah (bukan buatan manusia) layaknya situs alam dari tempat lain yang ada di dunia. Pendapat ini berdasarkan analisis bentuk dari monumen yang memiliki tepian jelas dan permukaan datar, seperti Giant's Causeway di Irlandia Utara. Dalam struktur alami semacam ini, ribuan kolom basal yang saling terkait dibentuk oleh letusan gunung berapi jutaan tahun lalu.
Monumen yonagumi berbentuk piramida | Wikimedia Commons/Melkov (CC)
Meskipun berbentuk lorong sempit, pintu masuk Yonaguni melengkung dan membentuk sudut 90 derajat yang tampaknya paralel. Formasi yang tidak biasa ini sebagian besar diyakini alami daripada buatan manusia — terutama karena strukturnya melekat pada massa batuan lebih besar.
ADVERTISEMENT
Lapisan situs yang terdefinisi dengan baik juga cenderung terbentuk secara bertahap, karena posisi situs ada di daerah rawan gempa.
Meskipun cerita mitos asal usul monumen mungkin tidak benar, tak berarti pesonanya menghilang. Ia akan terus memesona mereka yang cukup beruntung untuk menyelam di sini; dan melihat dari dekat fenomena geologi yang unik ini. [*]