Sejarah Penciptaan Baterai Lithium-ion

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2019 16:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto:  Baterai Lithium-ion adalah baterai yang dapat diisi ulang kembali dan sering digunakan di berbagai perangkat elektronik atau gawai
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Baterai Lithium-ion adalah baterai yang dapat diisi ulang kembali dan sering digunakan di berbagai perangkat elektronik atau gawai
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, kita mengenal berbagai perangkat elektronik atau gawai yang menunjang kehidupan kita seperti laptop, telepon genggam, hingga mobil listrik. Salah satu komponen vital bagi perangkat-perangkat tersebut adalah baterai lithium-ion.
ADVERTISEMENT
Kabar terbaru, penemu baterai lithium-ion menerima Penghargaan Nobel tahun 2019 untuk bidang Kimia. Penghargaan Nobel itu diberikan oleh The Royal Swedish Academy of Sciences kepada John B Goodenough, M Stanley Whittingham, dan Akira Yoshino.
Foto: Goodenough, Whittingham, dan Yoshida adalah tiga ilmuwan yang mengembangkan baterai lithium-ion
Goodenough, Whittingham, dan Yoshino adalah tiga ilmuwan yang mengembangkan baterai lithium-ion pada era 1970 dan 1980-an. Pengembangan baterai ini bermula pada 1970 saat Whittingham menemukan cara untuk membuat katoda yang bagus dari material titanium disulfida. Katoda adalah satu dari dua kutub pada baterai selain anoda.
Katoda buatan Whittingham memang bagus untuk digunakan pada baterai lithium-ion, namun kutub anoda-nya dibuat dari metallic lithium yang bersifat reaktif dan gampang meledak. Pada 1980, Goodenough kemudian meneruskan pekerjaan Whittingham dengan menggunakan material kobalt oksida untuk membuat katoda. Ini membuat voltase baterai menjadi bertambah dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Sementara Whittingham dan Goodnough mengembangkan katoda, Yoshino mengembangkan anoda. Ia mengganti material lithium metal yang gampang meledak dengan petroleum coke. Akhirnya, jadilah baterai yang ion-ionnya bergerak melintasi sirkuit baterai yang menghasilkan daya pada perangkat di mana baterai itu dipasang.
Hal luar biasa dari baterai temuan baru ini adalah proses bergeraknya ion hingga menghasilkan daya bisa diulang-ulang ratusan kali. Ini membuat baterai lithium-ion bisa diisi ulang berkali-kali sebelum performanya menurun. Yoshino pun membuat baterai lithium-ion pertama yang dijual secara komersial pada tahun 1985.
Sumber: reuters.com | iflscience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org | industryweek.com