Sejarah Shower dan Kemewahan Membersihkan Diri

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 Januari 2019 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Etika menjaga privasi dan kenyamanan saat mandi dimulai oleh anggota keluarga kerajaan.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Tak dapat disangkal bahwa mandi sambil terus-menerus mengambil air dari bak memang lebih ribet ketimbang membersihkan diri di bawah shower. Pemahaman akan hal ini telah disadari oleh manusia sejak masa lampau dan kenyamanannya terus meningkat seiring perkembangan teknologi pancuran air.
Secara tradisional, mandi di bawah pancuran air diperkirakan bermula dari kebiasaan anggota keluarga kerajaan pada era Mesopotamia dan Mesir Kuno. Tidak seperti rakyat biasa yang dapat leluasa mandi di sungai-sungai, cara ini memberikan hak istimewa terhadap privasi di dalam istana.
Dalam prosesnya, lazimnya air dituangkan dari kendi oleh para budak yang juga sambil membersihkan tubuh seorang anggota keluarga kerajaan. Selain itu, terdapat juga bukti arsitektur kuno pada rumah-rumah peninggalan orang kaya di Thebes, El Lahun dan Amarna (tiga kota di Mesir), di mana kamar-kamar mandi berlapis batu dilengkapi dengan lantai miring yang memungkinkan air mengaliri tubuh tanpa perlu memakai kendi.
ADVERTISEMENT
Konstruksi pancuran air lalu dikembangkan oleh Yunani Kuno yang mendesain kamar mandi umum dengan dilengkapi pipa pada langit-langitnya. Rancangan ini memungkinkan air dingin mengalir dari atas sementara orang-orang dapat berdiri sembari menggosok tubuh di bawahnya.
Akan tetapi, setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi dan kebangkitan Kristen, praktik ber-shower di kamar mandi umum mulai dilarang. Terutama lantaran kebanyakan pemandian umum membolehkan lelaki dan perempuan mandi bersama, di mana ketelanjangan di depan lawan jenis merupakan dosa dalam agama. Dogma ini menjelma menjadi tradisi masyarakat pada abad-abad berikutnya; agama lainnya pun (seperti Islam) turut menentang pergumulan lelaki dan perempuan yang belum menikah untuk mandi bersama.
Kenyamanan mandi di bawah shower, bagaimanapun baru benar-benar menemukan bentuk modernitasnya pada awal abad-19 seiring inovasi signifikan mesin pemancur dan pemanas air. Di era ini muncul William Feetham yang menjadi pencipta shower mekanis pertama di dunia, dengan mengandalkan pompa tangan (untuk memompa air baskom ke tangki) dan rantai untuk (membuka katup tangki) menuangkan air perlahan-lahan ke kepala.
ADVERTISEMENT
Setelah Feetham, kemudian hadir Merry Delabost dari Prancis, Benjamin Waddy Maughan dari Inggris, yang memperbaiki juga menambahkan beberapa teknologi tambahan pada mesin shower pada tahun 1870-an (termasuk penggunaan gas water heaters atau geyser oleh Maughan). Lantas, pada 1889, muncullah seorang insinyur mekanik dari Norwegia bernama Edwin Ruud yang untuk pertama kalinya sanggup menciptakan pemanas air otomatis bertenaga gas yang aman; era baru mandi air dingin/hangat/panas pada satu mesin shower yang sama pun dimulai setelah penemuan Ruud.
Sumber: medicaldaily.com | localhistories.org