news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Semburan Karbon Dioksida Penjaga Hidup Terumbu Karang

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
13 Maret 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Terumbu Karang di Filipina
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Terumbu Karang di Filipina
ADVERTISEMENT
Di kedalaman selat yang membentang di antara pulau-pulau Luzon dan Mindanao, Filipina, tersimpan keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Tempat itu adalah salah satu ekosistem laut paling bernilai di dunia. Salah satu kekayaan ekosistem laut yang ada di sana adalah terumbu karangnya.
ADVERTISEMENT
Terumbu karang di sana telah bertahan menghadapi perubahan iklim. Bagaimana caranya? Jawabannya bisa ditelusuri dari penemuan semburan gelembung karbon dioksida yang ditemukan di dasar laut Filipina.
Bayani Cardenas, seorang profesor di Departemen Ilmu Geologi di The University of Texas di Austin, menemukan semburan karbon dioksida secara tidak sengaja saat meneliti efek limpasan air tanah ke lingkungan laut di Passage Island Verde Filipina. Semburan karbon dioksida itu kemudian dinamakan Soda Springs.
Foto: Salah Satu Penampakan Soda Springs yang Muncul Keluar dari Permukaan Tanah.
Soda Springs tercipta dari gunung berapi bawah laut yang mengalirkan gas dan air asal melalui celah di dasar laut. Para peneliti menemukan konsentrasi karbon dioksida sebesar 95 ribu ppm di dekat mata air. Konsentrasi karbon dioksida itu besarnya 200 kali lipat dari yang ada di atmosfer.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, soda springs sudah sangat lama ada. Bahkan diperkiraan soda springs sudah melepaskan gelembung karbon dioksida di bawah air selama beberapa dekade atau bahkan ribuan tahun.
Dengan adanya pasokan karbon dioksida yang terus terjaga, terumbu karang pun bisa terus bertahan hidup. Terumbu karang memang membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis. Selain karbon dioksida, terumbu karang juga membutuhkan sinar matahari hingga akhirnya proses fotosintesis menghasilkan oksigen, air, serta zat gula.
Sumber: utexas.edu | lipi.go.id | livescience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org