Simbolisme Angsa, antara Cantik dan Dunia Mistik

Foto: Pixabay/JulieMimages

Meskipun tidak dapat diklaim sebagai hewan yang benar-benar ramah, angsa sering dikaitkan dengan keanggunan. Burung ini kerap dijadikan lambang keelokan dalam tarian balet. Angsa juga erat dengan makna keindahan, sebagai simbol cinta dan kesetiaan, karena perilaku kawin mereka yang monogami dan biasanya bertahan seumur hidup.

Dalam mitologi, angsa pun memiliki banyak versi cerita. Leda and the Swan, misalnya, adalah salah satu mitologi awal tentang angsa. Orang-orang Yunani kuno percaya bahwa Zeus telah mengubah dirinya menjadi angsa saat menggoda Leda, Ratu Sparta. Hubungan mereka ini kemudian melahirkan Helen dari Troy.

Angsa bisu juga dianggap sebagai salah satu burung suci milik Apollo dan simbol harmoni dan keindahan. Kemampuan angsa yang terbatas dalam bersuara justru menciptakan gagasan tentang "lagu angsa". Ini mengacu akan kepercayaan kuno bahwa setelah mati, angsa bisu akan menyanyikan lagu yang indah, yang telah dipendam selama hidup.

Tarian balet Swan Lake | Wikimedia Commons

Di lain sisi, angsa pula dianggap memiliki hubungan dengan dunia roh dalam mitologi Celtic. Konon, angsa mampu bergeser antara alam duniawi dan supranatural. Dalam Children of Lir, legenda Irlandia, empat anak kerajaan diubah menjadi angsa oleh ibu tirinya yang jahat, Aoife. Mereka lantas terbang jauh dan menghabiskan 900 tahun dalam wujud angsa, sebelum terlepas dari kutukan dan mati.

Begitu pun dalam cerita rakyat Eropa Barat, manusia dapat ditransformasikan menjadi angsa sebagai bentuk kutukan. Sebaliknya, angsa dapat berubah sesuka hati menjadi manusia: menjadi seorang gadis. Gagasan inilah yang menjadi dasar tarian balet Swan Lake yang terkenal, ciptaan komposer Pyotr Ilyich Tchaikovsky, yang merupakan perpaduan cerita rakyat Rusia dan Jerman.