news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sosis Frankfurter dan Sejarah Hot Dog

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
23 Januari 2021 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosis frankfurter | Gambar oleh Erik Lyngsøe dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sosis frankfurter | Gambar oleh Erik Lyngsøe dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Di Jerman, ada dua menu sosis yang begitu sering mengisi meja makan, baik di rumah atau restoran, yaitu currywurst dan frankfurter. Sebagaimana bir, tampaknya amat sulit untuk memutuskan kecintaan orang Jerman terhadap sosis. Pun ketika menu sosis dijadikan dengan bir, maka ini menjadi hidangan yang kemungkinan sulit ditolak oleh orang-orang di sana.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan currywurst, frankfurter ialah menu makanan yang kerap disebut-sebut sebagai asal mula dari hot dog. Frankfurter biasanya menggunakan daging babi sebagai bahan utama pembuatan jenis sosisnya; dan lazim dibalut dalam selubung usus domba.
Menu tersebut juga sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali ke negara-negara di Asia. Tetapi, bagaimana sebenarnya orang-orang mulai menyukai hot dog? Dan mengapa frankfurter begitu legendaris di Jerman?

Lahir di Eropa dan populer di Amerika Serikat

Ada dua kota di Eropa yang bersaing untuk menjadi tempat kelahiran asli hot dog modern. Frankfurt (Jerman) mengklaim bahwa frankfurter ditemukan di sana lebih dari 500 tahun yang lalu, pada 1484 (delapan tahun sebelum Christopher Columbus berlayar ke Amerika). Sedangkan orang Wina di Austria (Wien, dalam bahasa Jerman) mengatakan bahwa merekalah pencetus sebenarnya dari wienerwurst. Dua jenis sosis ini memang hampir mirip dan cocok untuk dijadikan bahan utama hot dog modern.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, tidak peduli kota mana yang pertama kali menghasilkan sosis khusus untuk hot dog, umumnya disepakati bahwa imigran Jerman yang datang ke New York adalah yang pertama menjual hot dog di Amerika. Merekalah yang menggunakan gerobak dorong untuk menjualnya pada tahun 1860-an.
Selain itu, orang yang paling bertanggung jawab untuk memopulerkan hot dog di Amerika Serikat, sebetulnya bukanlah orang Jerman maupun Austria. Ia adalah Nathan Handwerker, seorang imigran Yahudi yang justru berasal dari Polandia.
Hot dog di Amerika Serikat | Gambar oleh Th G dari Pixabay
Pada tahun 1915, Handwerker bekerja di sebuah kedai hot dog di Pulau Coney, di mana ia menghasilkan 11 dolar per minggu untuk pekerjaan mengiris roti. Handwerker, pekerja keras yang hidup sepenuhnya dengan hot dog dan tidur di lantai dapur selama setahun, kemudian bisa menabung 300 dolar. Jumlah ini cukup baginya untuk memulai bisnisnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Handwerker juga seorang pengusaha yang cerdas, atau setidaknya tegas dalam berbisnis. Karena ia mengetahui bahwa mantan bosnya mematok harga 10 sen untuk seporsi hot dog, maka Handwerker hanya memasang harga 5 sen. Tak mengejutkan, pelanggan pun berbondong-bondong mendatanginya, mantan bos dan pesaingnya bangkrut, dan Nathan’s Famous pun terlahir (restoran cepat saji yang berspesialisasi dalam menu hot dog).
Ketika memasuki masa depresi ekonomi pada tahun 1929, hot dog dari Nathan’s Famous sudah amat dikenal di seluruh Amerika Serikat. Faktanya, menu dari restoran ini pula begitu dicintai karena kelezatannya; dan telah dianggap sebagai makanan khas negara itu, yang tak sungkan disajikan kepada para bangsawan.
Bahkan, pada tahun 1939, tatkala Presiden Franklin Roosevelt menjamu Raja George VI dan ratunya dari Inggris, ibu negara (Eleanor Roosevelt) menyajikan hot dog panggang sebagai bagian dari menu piknik di Hyde Park.
ADVERTISEMENT
Pilihan sang ibu negara tentu mendapat banyak liputan pers, mengundang kecemasan massa, tetapi hasilnya justru tak mengecewakan. Raja George VI sangat menikmati sajian hot dog itu, ia pun sempat meminta beberapa detik tanpa mengobrol demi meresapi kelezatannya.