Konten dari Pengguna

Stroke Akibat Memakan Biskuit

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
31 Januari 2020 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Biskuit
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Biskuit
ADVERTISEMENT
Pada 22 Januari dilaporkan sebuah kasus tentang seorang wanita berusa 64 tahun yang tiba-tiba tidak dapat merasakan anggota tubuhnya. Ia mengalami kejadian ini setelah memakan sebuah biskuit yang diberikan oleh seorang rekannya. Ternyata setelah diteliti biskuit yang dimakannya itu mengandung obat yang merupakan bahan aktif dalam ganja.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini tercatat dalam The Journal of Emergency Medicine dimana disebutkan wanita tersebut tidak dapat menggerakkan lengan dan kaki kanannya. Suami dari wanita itu juga menyatakan bahwa istrinya tiba-tiba suaranya berubah lemah dan tidak terdengar normal. Paramedis yang membawa wanita tersebut ke rumah sakit menganggapnya terkena stroke dan memanggil "kode stroke" untuk memberi tahu tim dokter tentang kemungkinan pasien stroke (kode yang biasa digunakan untuk menandai pasien yang terkena stroke dan membutuhkan perawatan segera dengan obat penghilang gumpalan).
Akan tetapi selama pemeriksaan fisik, dokter mencatat bahwa wanita itu dapat berbicara dengan kalimat penuh walaupun lemah. Dokter juga mengambil beberapa sampel darah dan mengirimkannya untuk CT scan. Hasilnya tidak menujukkan ada gejala stroke seperti tidak ada tanda-tanda pendarahan atau penyumbatan di otak. Tes lain, termasuk MRI, rontgen dada dan elektrokardiogram (EKG), atau tes aktivitas listrik jantung, juga normal. Keadaan ini semakin membuat bingung tim dokter, apalagi beberapa saat setelah pemeriksaan, wanita itu berkata dia tidak lagi merasa lemah dan mampu berjalan normal. Dokter pun membatalkan kode stroke dan memutuskan dia tidak terdiagnosa stroke.
ADVERTISEMENT
Tapi mengapa wanita itu mengalami perasaan mati rasa pada anggota tubuhnya ketika tiba di rumah sakit? Dokter yang memeriksa menanyakan beberapa pertanyaan tentang apa yang terjadi. Ternyata wanita tersebut sebelumnya telah memakan sebuah biskuit yang dibawa oleh rekannya ke area sosial pusat, karena penasaran dengan biskuit itu tim dokter pun memeriksa kandungan yang terdapat di dalamnya. Tes obat menunjukkan hasil positif bahwa biskuit tersebut mengandung tetrahydrocannabinol (THC) yang merupakan bahan aktif dalam ganja. Dengan kata lain wanita itu telah menelan ganja tanpa ia menyadarinya.
Foto: Obat-obatan Narkoba
THC diketahui memiliki efek tertentu pada tubuh, termasuk penurunan konsentrasi, perubahan kondisi mental, mata merah dan peningkatan nafsu makan. Tapi dalam kasus wanita ini tampaknya menjadi kasus pertama adanya "defisit neurologis fokal", seperti kelemahan pada lengan dan kaki. Bisa jadi ini hanya terjadi pada sebagian orang, dan wanita tersebut salah satu yang mengalami efek samping dari penggunaan THC. Wanita itu diduga menderita ministroke, atau serangan iskemik sementara-stroke yang biasanya hanya berlangsung beberapa menit dan tidak menyebabkan efek yang bertahan lama. Namun, jika yang terakhir adalah penyebabnya, waktu keracunan dengan kemungkinan serangan iskemik sementara akan menjadi kejadian yang menarik.
ADVERTISEMENT
Kasusnya ini menjadi pengetahuan baru bagi tim medis diseluruh dunia untuk mempertimbangkan keracunan THC sebagai penyebab kelemahan ekstremitas baru. Dan tentu saja menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk lebih berhati-hati terhadap makanan yang diberikan oleh orang lain yang belum kita kenal dengan baik. Apalagi bagi anak-anak yang belum paham, peringatkan mereka untuk tidak menerima pemberian dari orang yang tidak dikenalinya. Narkoba itu sangat berbahaya bagi tubuh manusia dan harus kita hindari.
Sumber: theguardian.com | drugabuse.gov | livescience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org