Konten dari Pengguna

Sweating Sickness, Epidemi Misterius yang Terlupakan dalam Sejarah

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
16 Maret 2020 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Ilustrasi Tentang Epidemi Misterius yang Melanda Hampir di Seluruh Eropa sekitar Abad ke-15 dan 16
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilustrasi Tentang Epidemi Misterius yang Melanda Hampir di Seluruh Eropa sekitar Abad ke-15 dan 16
ADVERTISEMENT
Pada sekitar abad ke-15 dan 16, sebuah epidemi misterius melanda hampir seluruh Eropa. Para korban yang terkena penyakit ini ditandai dengan gejala demam, menggigil kedinginan, sakit kepala, sakit di leher, bahu, dan anggota badan lain, serta tubuh juga akan menjadi lemas. Penyakit misterius tersebut kemudian dinamakan sweating sickness oleh para penduduk Eropa.
ADVERTISEMENT
Gejala penyakit ini biasanya berlangsung dari setengah jam hingga tiga jam, setelah itu tubuh ditandai dengan keluarnya keringat dan rasa haus, disertai dengan delirium (linglung), denyut nadi cepat, jantung berdebar, dan nyeri dada. Yang paling mengerikan, korban akan pingsan dan berpotensi untuk tidak sadarkan diri lagi. Sebab, aspek yang paling menakutkan dari penyakit ini adalah kecepatan membunuhnya. Sebagian besar korban meninggal dunia dalam waktu 18 jam semenjak timbulnya gejala pertama. Hanya mereka yang bertahan selama 24 jam yang bisa melanjutkan hidup untuk pemulihan.
Penyakit ini pertama kali menyerang pada masa pemerintahan Henry VII di tahun 1485 dan menewaskan lebih dari sepuluh ribu orang hanya dalam satu bulan. Kemudian meluas pada tahun 1507, dan yang ketiga lebih parah menyebar di Prancis di akhir tahun tersebut. Fase ketiga ini bahkan termasuk yang paling fatal karena menewaskan setengah populasi di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT
Wabah keempat kemudian pecah di London pada tahun 1528 dan dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Inggris. Henry VIII dilaporkan melarikan diri dari London untuk mencegah tertularnya penyakit. Ia pergi ke banyak tempat dan tidur di tempat yang berbeda setiap malam. Selanjutnya, penyakit tersebut muncul secara tiba-tiba di Hamburg dan menyebar begitu cepat sehingga lebih dari seribu orang meninggal dalam waktu satu minggu. Peristiwa ini telah menyapu hampir seluruh Eropa, seperti Swiss, Denmark, Swedia, Norwegia, Polandia, Lithuania, dan bahkan jauh ke timur Rusia. Penyakit ini kemudian berakhir pada 1551.
Foto: Henry VIII Dilaporkan Melarikan Diri untuk Menghindari Penularan Penyakit Tersebut.
Ada satu ciri khas dari penyakit ini yang mudah disadari, bahwa ia kebanyakan menyerang para orang-orang kaya atau kelas atas. Adipati, uskup, walikota, pemimpin setiap tempat, semua menjadi korbannya. Anne Boleyn, istri Raja Henry VIII bahkan tertular dan selamat dari penyakit ini. Kematian misterius Arthur Tudor, putra tertua Henry VII juga dikaitkan dengan penyakit ini.
ADVERTISEMENT
Penelitian pada saat itu mengungkapkan, bahwa penyakit tersebut kemungkinan disebabkan oleh Hantavirus, di mana sebenarnya hanya menginfeksi virus. Namun, apabila manusia melakukan kontak dengan urin, air liur, dan kotoran tikus, maka mereka juga dapat terinfeksi. Pada manusia, hantavirus menginfeksi paru-paru yang mengakibatkan gejala flu, seperti demam, batuk, sakit kepala, dan lesu. Infeksi ini mendapat tingkat kematian setinggi 36%.
Hipotesis lain kemudian menduga bahwa arbovirus-lah penyebabnya, di mana virus tersebut disebarkan oleh kutu dan nyamuk. Sebab, penyakit ini muncul setelah periode curah hujan berkepanjangan dan banjir besar di beberapa daerah. Jika arbovirus penyebabnya, itu menjelaskan mengapa dataran yang lebih tinggi, seperti Skotlandia dan Wales, tidak terkena.
Pada akhirnya, sulit untuk mengatakan apa sebenarnya penyakit sweating sickness ini dan dari mana asalnya. Seperti kebanyakan epidemi lainnya, sweating sickness juga menghilang secara tiba-tiba. Hingga kini, penyakit tersebut masih membingungkan para peneliti dan kemisteriusannya masih tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Sumber: history.com | discovermagazine.com | amusingplanet.com
Sumber foto: flickr.com