Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Teknik Merebus Makanan Ala Manusia Purba
14 Oktober 2020 17:09 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia punya kebiasaan yang membedakan mereka dengan hewan dalam mengonsumsi makanan. Manusia biasa memasak makanannya dengan berbagai cara, misalnya merebus, membakar, atau menggoreng. Praktik memasak makanan ini juga sudah berlangsung sejak dulu kala.
ADVERTISEMENT
Salah satu buktinya dapat ditemukan di situs bersejarah yang ada di Olduvai Gorge, Tanzania bagian utara. Di sana, terdapat peninggalan arkeologis berupa fosil hominid paling awal, yang merupakan nenek moyang dari Homo Erectus sampai ke Homo Sapiens. Ada pula berbagai alat penunjang kehidupan, seperti kapak batu.
Meski tampak tandus, Olduvai Gorge juga diketahui pernah memiliki semacam kolam panas alami Bumi. Menurut tim peneliti yang terdiri dari ilmuwan arkeologi, geologi, dan biokimia, kolam panas bumi di sana memungkinkan manusia untuk memasak makanannya.
"Penemuan utamanya adalah kami memikirkan tentang sumber daya baru bagi manusia untuk memproses makanan," ujar Ainara Sistiaga, ahli geoarkeologi dan geokimia di University of Copenhagen, yang menjadi penuls penelitian di Proceedings of the National Academy of Sciences. "Paper kami membuka cakrawala untuk berhenti fokus kepada (perdebatan), apakah di sana ada atau tidak ada api, agar mengatakan bahwa ada cara lain untuk memasak dan kita harus mencarinya."
ADVERTISEMENT
Adanya kolam panas bumi memang memungkinkan manusia di masa lalu untuk memasak selayaknya menggunakan api. Manusia mengandalkan air panas untuk mematangkan makanannya, mirip dengan teknik merebus seperti yang dikenal saat ini.
Bukan hanya di Tanzania, orang-orang yang hidup pada masa lalu di tempat lain juga secara historis diketahui punya teknik memasak makanan menggunakan air panas. Orang Maori di Selandia Baru, misalnya, menggunakan mata air yang bersumber dari panas bumi untuk memasak daging. Sementara itu di Islandia, air panas alami dipakai untuk membuat roti tradisional.
"Memasak daging di dekat air mendidih akan menghilangkan beberapa bahaya dari bakteri yang bisa saja ditimbulkan akibat memakan daging mentah pada manusia purba." kata Manuel Dominguez-Rodrigo, salah satu pendiri protek paleoantropologi dan paleoekologi di Olduvai.
ADVERTISEMENT
"Bahkan makhluk yang lebih sederhana dari manusia, seperti kera Jepang, tampaknya paham tentang manfaat air panas di mata air dengan memasukkan makanannya ke sana." ujarnya.