Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Telepon Kucing, Eksperimen Biadab yang Memberi Banyak Manfaat
15 Desember 2020 8:29 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika sejarah bisa menunjukkan sesuatu yang "hampir di luar akal sehat" kepada kita, maka eksperimen sains pun terkadang bisa sedikit lepas kendali. Sebagai contoh kasusnya adalah saat dua profesor dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, mencoba mengubah kucing hidup menjadi telepon. Hal ini benar-benar pernah terjadi; dan atas nama sains, tentu saja.
ADVERTISEMENT
Tepatnya pada tahun 1929, Ernest Glen Wever dan asisten penelitinya, Charles William Bray, mulai mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana suara dirasakan oleh saraf pendengaran. Untuk melakukannya, mereka membutuhkan akses ke saraf pendengaran yang nyata. Jadi, mereka bereksperimen menggunakan kucing yang dibius dan dijaga agar tetap bernyawa.
Pertama, mereka membuka tengkorak kucing, untuk mendapatkan akses ke saraf pendengarannya. Kemudian, mereka memasang satu ujung kabel telepon ke saraf dengan ujung lainnya ke penerima telepon. Mereka pun secara efektif menciptakan pemancar terhadap kucing itu.
Wever kemudian mengambil gagang telepon dan pergi ke ruang kedap suara sejauh 15 meter. Yang mengejutkan mereka, ketika Bray berbicara ke telinga si kucing, Wever bisa mendengarnya melalui gagang telepon.
ADVERTISEMENT
Hasil percobaan mereka ternyata memberikan informasi lebih besar daripada yang mereka bayangkan sebelumnya. Teori umum pada saat itu adalah ketika suara semakin keras, frekuensinya akan semakin tinggi. Eksperimen Wever dan Bray berhasil memberikan bukti atas teori itu.
Untuk validasi lebih lanjut, mereka melakukan lebih banyak eksperimen pada kucing malang tersebut. Mereka menyambungkan kembali kabel telepon ke berbagai bagian otak dan membatasi aliran darah ke otak kucing. Ketika metode tersebut tidak berhasil, mereka menyadari bahwa frekuensi respons di saraf pendengaran berkorelasi langsung dengan frekuensi suara.
Meskipun eksperimen mereka amat kontroversial, dan tak mengejutkan dikecam oleh aktivis hak-hak hewan, Wever dan Bray menerima medali Howard Crosby Warren yang pertama dari Society of Experimental Psychologists untuk pekerjaan inovatif mereka.
ADVERTISEMENT
Penemuan korelasi dalam frekuensi menyebabkan terobosan medis lainnya dan bahkan membantu pihak militer selama Perang Dunia II. Bray diapresiasi sebagai ilmuwan psikologis untuk Dewan Riset Pertahanan Nasional dan Angkatan Laut. Sementara Wever sebagai konsultan Angkatan Laut dalam perang anti-kapal selam.
Adalah Profesor Wever yang juga menemukan bukti bahwa pria dengan kemampuan musik dapat menjadi operator sonar terbaik. Alasannya, sebab telinga mereka telah "disetel" dengan cermat untuk mendengar suara tertentu.
Bahkan beberapa dekade setelah eksperimen telepon kucing mereka, Wever dan Bray masih berkontribusi pada ilmu tentang pendengaran. Pekerjaan mereka dengan telepon kucing membantu meletakkan dasar untuk implan koklea pertama, yang diilhami oleh kabel telepon di saraf pendengaran, dan berfungsi dengan cara yang hampir sama.
ADVERTISEMENT
Tetap saja, sekalipun kontribusinya amat bagus, bagi banyak pencinta kucing, perbuatan mereka sulit untuk dimaafkan.
Acuan: