Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tentang Rambut Merah Alami yang Konon Terancam Punah
9 Oktober 2018 21:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar kepunahan ini hanyalah akal-akalan dari produsen iklan pewarna rambut.

Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Ketika Oxford Hair Foundation memprediksi rambut merah alami akan sepenuhnya punah pada tahun 2060, mereka sempat membuat cemas publik awam sekaligus bikin gemas para ilmuwan. Tak lain, karena para ahli genetik tahu laporan pada tahun 2005 itu tidak didasari oleh bukti ilmiah, sementara masyarakat biasa kurang mengetahui bahwa pernyataan Oxford Hair Foundation didukung oleh Proctor & Gamble --produsen pewarna rambut.
Desas-desus tentang rambut merah alami yang konon terancam punah memang merupakan kontroversi hingga sekarang. Riset-riset yang berkaitan dengan berita ini lebih banyak didistorsi oleh kepentingan komersil.
Pada tahun 2012, Alistair Moffat muncul sebagai chief executive officer dari ScotlandsDNA dan menegaskan bahwa semakin sering manusia tersorot sinar matahari maka akan kian sedikit jumlah manusia yang berambut merah. Dia mengambil sampel dari para pemilik rambut merah alami di Skotlandia dan Irlandia, yang menurutnya kemerahan itu disebabkan oleh adaptasi terhadap iklim.
ADVERTISEMENT
Tetapi, Moffat bukanlah seorang ahli yang memiliki gelar dalam bidang genetika. Menurut The Guardian, dia berani menyatakan gen rambut merah akan punah oleh perubahan iklim karena dia juga bermaksud mempromosikan alat uji genetik dari perusahaannya.
Rambut merah memang langka, itu benar. Hanya sekitar 4-5 persen dari populasi manusia pada saat ini yang membawa gen tersebut. Sementara manusia yang berambut merah dan memiliki warna mata biru bahkan lebih langka --seperti artis Amy Adams.
Namun yang langka tidaklah pasti punah. Dilansir The Washington Post, meski pemilik rambut merah alami pada saat ini memang sedikit, angkanya ternyata terus meningkat setiap tahun.