Tes DNA untuk Buktikan Mayat 'Robin Hood Amerika Serikat'

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 September 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Kuburan pelanggar hukum yang terkenal pada era depresi besar Amerika Serikat, John Dillinger, di Indianapolis kembali digali pemerintah. Tujuannya adalah untuk melakukan pencocokkan DNA karena tersebar konspirasi bahwa yang bersemayam di makam Dillinger bukanlah Dillinger yang asli alias orang lain.
ADVERTISEMENT
John Dillinger meninggal pada 22 Juli 1934 pada usia terbilang muda, 31 tahun. Ia ditembak oleh agen FBI di Biograph Theater, Chicago. Dillinger kemudian disemayamkan di Crown Hill Cemetery, Indianapolis. Namun beberapa anggota keluarga Dillinger baru-baru ini tidak yakin kalau sang pendahulu benar-benar dimakamkan di tempat tersebut.
Dua keponakan Dillinger melayangkan berkas mengenai orang yang ditembak dan dikuburkan 'terbukti' bukanlah Dillinger, melainkan orang lain. Menurut keponakan laki-lakinya, mengidentifikasi jasad yang sudah terkuburkan bisa mengetahui identitas orang tersebut.
Menurut keduanya, pamannya mempunyai warna mata, bentuk kuping, sidik jari dan kerataan gigi yang berbeda dengan orang yang sudah dikuburkan itu. Pemeriksaan DNA pun mereka ajukan yang nantinya akan digelar pada 16 September. Media setempat, CBS rencananya akan mendokumentasikan proses pengambilan sampel DNA.
ADVERTISEMENT
Mengambil peti mati Dillinger tentu tak mudah, karena sudah terkubur sekitar 10 meter di bawah beton dan besi tua. Kemungkinan adanya material tambahan yang dikuburkan dilakukan untuk melindungi tubuh sang penjahat terkenal dari orang-orang vandal dan perampok makam.
"Yang ditakutkan adalah ada orang yang akan datang dan menggali kuburan untuk merusak mayatnya dan mencurinya,: ucap Susan Sutton, seorang sejarawan dari Indiana Historical Societu. "Dillinger sebenarnya telah menawarkan sejumlah uang untuk mereka yang mau memamerkan jasadnya di muka umum, jadi mereka pasti tertartik akan hal itu."
John Dilinger mendapatkan ketenarannya pada 1933 dan 1934 setelah melakukan serangkaian perampokan bank disertai kekerasan. Ia juga membobol penjara untuk membebaskan teman satu gengnya. FBI mengestimasi, Dillinger telah merampok uang sejumlah 300 ribu dollar dan menyebabkan 10 orang tewas. Menurut The Times, ia juga menghancurkan beberapa bukti tanggungan properti para nasabah ketika perampokan dan membantu orang-orang miskin melunasi pembayaran bank sehingga membuatnya dijuluki Robin Hood dari Amerika pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Sumber: fbi.gov | thetimes.co.uk | livescience.com