Uniknya Kepompong Ngengat yang Terbuat dari Ranting Kayu

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Februari 2020 12:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Kepompong Ngengat yang Dibaluti dengan Ranting Kayu
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kepompong Ngengat yang Dibaluti dengan Ranting Kayu
ADVERTISEMENT
Ngengat termasuk keluarga dari Lepidoptere yang mungkin menjadi hama bagi sebagian besar para Botanis. Namun bagi para Lepidopteris (orang yang mempelajari ngengat dan tiga superfamili kupu-kupu secara ilmiah), mereka merasa bahwa kehadiran hewan yang juga disebut Psychidae atau Bagworm Moth ini menjadi salah satu kehadiran langka di dunia hewan.
ADVERTISEMENT
Sama seperti kupu-kupu, ngengat juga mengalami masa yang disebut metamorfosis, dimana siklus hidup hewan ini dimulai saat masih menjadi telur, lalu menetas menjadi ulat, kemudian berubah menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi ngengat yang juga tidak kalah cantik dibandingkan saudaranya, kupu-kupu.
Setelah ulat yang akan menjadi ngengat ini menetas dari telurnya, ia akan membuat kepompong di sekitar tubuhnya. Di dalamnya, ia akan hidup sampai menjadi dewasa.
Foto: Sebuah Kepompong Ngengat yang Menempel di Selembar Daun
Namun, ada sedikit keunikan di sini. Agar hidupnya aman dari serangan predator, ulat ini akan memperkuat kepompongnya dengan potongan ranting, daun, atau bahan tanaman lainnya.
Kepompong yang dibaluti dengan ranting kayu ini tetap melekat pada batu, batang pohon, atau daun, tetapi uniknya mereka tidak diam disitu saja. Saat ingin berburu makanan, ulat ini akan membawa kepompongnya juga dengan mengeluarkan sedikit dari kepala mereka dan mendorong kepompongnya, mirip seperti kura-kura.
ADVERTISEMENT
Ulat ini juga memberikan sedikit lubang pada ujung kepompongnya sebagai tempat untuk membuang kotoran. Lubang ini juga digunakan sebagai pintu keluar saat sudah menjadi dewasa. Jika merasa terancam, lubang ini akan ditutup dan apabila ancaman sudah tidak ada, mereka akan membuat lubangnya kembali.
Foto: Ngengat Dewasa yang sudah tidak Terikat dengan Kepompongnya
Seiring dengan pertumbuhannya, ulat ini terus memperbesar kepompongnya dengan menambahkan sejumlah ranting. Mereka akan mengeluarkan kepala mereka dan mengumpulkan ranting tambahan, memotongnya ke ukuran yang sesuai dan menempelkannya di bagian kepompong yang dibutuhkan.
Hewan yang satu ini menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam fase ulat, berarti di dalam kepompongnya. Untuk betina akan tetap tinggal di kepompong mereka saat sudah dewasa, sedangkan jantan akan meninggalkan kepompongnya, terbang menuju betina untuk kawin. Setelah kawin, betina akan meninggalkan telurnya di dalam kepompongnya agar dapat digunakan kembali oleh anak-anaknya. Begitulah siklus yang terjadi, berulang secara terus menerus.
ADVERTISEMENT
Sumber: discovermagazine.com | fmr.org | amusingplanet.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org | hippopx.com