Vetala, Roh Bijak Umat Hindu yang 'Dirusak' Menjadi Vampir Drakula

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
19 November 2020 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Etienne Marais dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Etienne Marais dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak kisah horor dunia, Drakula telah menjadi sosok imaji paling menakutkan yang selalu mengiringi kegelapan malam. Tak sedikit juga yang mengadopsi cerita horor tersebut dengan balutan roman percintaan.
ADVERTISEMENT
Citra yang kerap ditangkap mengenai Drakula pun sudah mengakar: tampilan wajah pucat, kerap menggunakan tuksedo berjubah, hingga mata merah, sekaligus gigi taring. Penggambaran Drakula itu diperkenalkan pertama kali di novel Bram Stoker tahun 1897; dan menjadi prototipe dunia yang melegenda.
Akan tetapi, bukan karya Bram Stoker yang sebetulnya hadir sebagai pionir. Kendati pengaruhnya sangat luar biasa untuk citra vampir. Setidaknya ada dua karya di Eropa yang sangat menginspirasi penciptaan Drakula, yang telah hadir beberapa dekade sebelumnya.
Sebagai ide awal, Bram Stoker mendapatkan inspirasi tentang sosok Drakula dari strigoi, yang dalam kepercayaan rakyat di Eropa Timur, khususnya Rumania, adalah roh jahat yang suka meneror rumah-rumah warga dan mengisap susu. Pengetahuan dasar ini diambil Bram Stroker dari buku Accounts of the Principalities of Wallachia and Moldavia yang ditulis William Wilkinson dan terbit pada tahun 1820.
ADVERTISEMENT
Pun untuk gaya penulisan, Drakula karya Bram Stoker sangat dipengaruhi oleh Carmilla, sebuah novel karangan Joseph Sheridan Le Fanu. Tentunya, dengan unsur-unsur yang telah dimodifikasi atau diperkuat.
Buah tangan Le Fanu yang terbit pada 1872 itu bercerita tentang orang pertama bernama Laura, seorang wanita muda asal Inggris. Sedangkan Carmilla, yang diposisikan sebagai orang kedua, adalah vampir yang datang sebagai orang asing ke rumah Laura.

Drakula juga teripirasi dari India

Bagi sebagian penganut agama Hindu, sosok yang oleh orang Barat disebut "vampir" justru digambarkan secara berbeda. Mereka menyebutnya Vetala dan memiliki yang jauh lebih hebat dari Drakula.
Tidak seperti Drakula, yang mampu mengubah wujud manusia menjadi kelalawar, Vetala justru digambarkan lebih mirip roh yang memiliki keistimewaan merasuki tubuh manusia. Lebih dari itu, Vetala juga mampu merasuki mayat manusia hingga hewan dan menghidupkannya kembali.
Vetala dalam buku Vitram and the Vampire | Wikimedia Commons
Vetala diceritakan bertempat di dalam hutan dan kuburan. Bergelantungan terbalik di ranting pohon besar, dengan tujuan mengganggu manusia. Cerita rakyat pun menjelaskan hidup Vetala berada di antara dimensi hidup dan mati. Kelebihan lain Vetala ialah memiliki kemampuan melihat masa depan dan masa lalu.
ADVERTISEMENT
“Ketika dewasa, ayah saya sering menceritakan bahwa Vetala dapat melihat segalanya,” ucap seorang pendeta kuil Hindu Pasadena di Los Angeles, dikutip dari Atlas Obscura.
Pendeta anonim itu menambahkan, Vetala yang ia ingat dapat mendeteksi niat baik buruk dalam diri seseorang. Tidak seperti mahluk yang hanya gemar meneror dan menyedot darah, baik vampir atau Drakula, Vetala memiliki kebijakan sekaligus potensi kejahatan di dalam dirinya.
Pengetahuan yang tak terbatas itu membuat Vetala sangat berharga bagi para ahli sihir. Penyihir sering berusaha menangkap dan memperbudak vetala untuk memanfaatkan kekuatannya demi kepentingan mereka.
Banyak sejarawan percaya bahwa awal kemunculan kisah Vetala bermula pada abad ke-11. Lalu dipopulerkan melalui naskah Vetala Panchvimshati, yang merupakan kumpulan 25 cerita. Pada naskah aslinya, Vetala pun dipaparkan melalui bahasa Sanskerta.
ADVERTISEMENT
Ketika Inggris mulai menguasai tanah India, seorang penjelajah bernama Sir Richard Burton lantas mulai mengadaptasi kisah Vetala. Ia adalah orang pertama yang mengalihbahasakan Kama Sutra dan Vetala Panchvimshati untuk dibaca oleh khalayak Barat.
Sayangnya, Burton tidak secara utuh menerjemahkan naskah Vetala Panchvimshati. Dari 25 cerita, ia hanya memilih dan memasukkan 11 saja, dalam buku yang berjudul Vitram and the Vampire. Burton jugalah yang memilih penggunaan deskripsi "vampir", ketimbang "roh", dan menegaskannya berulang kali dalam bukunya.
Cara Burton menerjemahkan Vetala Panchvimshati jelas mendapatkan kritikan dari para akademisi. Salah satunya datang dari N. M. Penzer, pengalih bahasa terkemuka di Inggris.
"Itu bukan terjemahan, tapi adaptasi, dan adaptasi yang sangat bebas juga," tegas Penzer.
Salah satu ilustrasi dalam Vitram and the Vampire | Wikimedia Commons
Sial bagi para pencinta cerita asli Vetala, Vitram and the Vampire yang terbit pada 1870 justru populer di pasaran. Buku ini juga dipromosikan sebagai "terjemahan bahasa Inggris dari Vetala Panchvimshati".
ADVERTISEMENT
Walhasil, pembaca pun menganggap bahwa penggambaran Vetala dari Burton itulah yang otentik; dan Bram Stoker adalah salah satu pembacanya.
Stoker pun secara terbuka mengakui sangat mengagumi Burton; dan terpesona oleh tulisannya tentang okultisme India, khususnya tentang Vetala Panchvimshati. Transformasi Drakula menjadi kelelawar, yang menggantung terbalik, kemampuannya memanjat seperti reptil, kekuatannya, dan sisipan sikap bijaksananya selama berabad-abad, semuanya kemungkinan telah terinspirasi dari terjemahan Burton.
Jadi, ada dua sosok yang sebetulnya telah diselewengkan citranya oleh Stoker, yaitu strigoi yang gemar mengisap susu; dan roh Vetala dalam cukup bijak dan mengetahui hampir segalanya. Keduanya diubah menjadi Drakula.
Rujukan:
ADVERTISEMENT