Konten dari Pengguna

Victoria, Ratu dengan Nafsu Makan Luar Biasa

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
10 April 2020 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ratu Victoria | Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Ratu Victoria | Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratu Victoria berkuasa di Britania Raya dan Irlandia dari tahun 1837 hingga 1901. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat menyukai dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Apa pun yang menurutnya menarik, pasti selalu dilahap. Karena hal itulah, para kerabat mengkhawatirkan Victoria dan mendesaknya agar lebih banyak berolahraga.
ADVERTISEMENT
Setiap pagi, Victoria selalu diberi sarapan berupa bubur, ikan, roti bakar isi telur, dan finnan haddies (ikan haddock). Tentu saja, dia sebenarnya tidak harus mengonsumsi semuanya, namun semuanya dihabiskan berkat nafsu makannya yang tinggi. Untuk makan malam, kudapan yang ditawarkan adalah sup, ikan, ayam rebus, dan daging sapi panggang. Makanan penutup terdiri dari buah-buahan, terutama nanas yang ditanam di pekarangan istana.
Sang Ratu juga sangat menyukai makanan manis, seperti pada pernikahannya dengan Pangeran Albert di tahun 1840, disediakan sebuah kue pernikahan khusus yang sangat besar, dengan berat mencapai 136 kg dengan lebar sekitar 2,7 meter. Makanan lain seperti es krim, kue kering, cokelat, wafer, biskuit, permen almond, dan segala macam bentuk manisan, juga sangat disukai sang Ratu.
Ratu Victoria | Foto: commons.wikimedia.org
Sebaliknya, meski dirinya hampir tidak terkontrol, Victoria justru cenderung protektif terhadap buah hatinya. Anak-anaknya mengonsumsi daging panggang dan kaldu, yang menurut Victoria sangat cocok untuk anak-anak. Victoria juga memilihkan makanan untuk cucu-cucunya, menggunakan pensil ungu untuk mencatat menu yang akan diusulkan hari itu.
ADVERTISEMENT
Saat teh menjadi minuman yang paling banyak digemari di kerajaan, Victoria malah lebih menyukai wiski. Sebuah tempat pembuatan wiski di dekat istana bahkan membuatkan wiski khusus untuknya, yang diambil dari air soda. Dalam kunjungannya ke Skotlandia pada tahun 1842, Sang Ratu juga sangat menikmati atholl brose (campuran wiski dan madu).
Pada tahun 1880-an, saat usia Victoria telah mencapai 60-an, indeks massa tubuh Victoria sudah mencapai lebih dari 32 (angka ini sudah dapat dikategorikan obesitas menurut standar saat ini). Ketika disarankan untuk mengurangi jumlah asupannya, Sang Ratu memang hanya menu diet, namun tetap dalam porsi yang besar.
Kabarnya, selain makanan, Ratu Victoria juga memiliki nafsu yang besar dalam urusan seks. Menurut catatan buku hariannya setelah menikah dengan Pangeran Albert, dia menulis: “Kami tidak banyak tidur,” yang menggambarkan bahwa Ratu Victoria selalu menikmati malam-malamnya bersama Sang Pangeran.
ADVERTISEMENT
Victoria senantiasa akan berbicara keras ketika sedang menikmati makanan kesukaan dan wiskinya. Dia berada di posisi yang memungkinkan untuk dapat mengabaikan segala bentuk kendala sosial, yang pada umumnya selalu diarahkan pada remaja putri lainnya. Alhasil, dia dapat memutuskan menu diet dan porsi makan semaunya.
Sumber: historyextra.com | reddit.com | theguardian.com