news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wadi Dawkah, Tanah Kemenyan di Oman

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Desember 2018 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org
Populasi pohon kemenyan di Jazirah Arab terus menurun semenjak Kristen menjadi agama dominan dan kemunculan Islam. Dua agama ini melarang penyembahan berhala, sedangkan kemenyan sangat berkaitan erat dengan upacaranya. Selain banyak yang dibakar, digembala, dan diserang kumbang longhorn, eksploitasi berlebihan terhadap pohon kemenyan juga sangat berperan mengurangi jumlahnya secara drastis.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, masih tersisa salah satu situs di mana pohon tersebut terus tumbuh dengan subur dan masih terjaga hingga sekarang. Tempatnya ialah Wadi Dawkah yang telah tertulis dalam daftar Warisan Dunia UNESCO sebagai 'Tanah Kemenyan'.
Kembali ke masa lalu, antara abad ke-13 sebelum Masehi sampai abad ke-4 Masehi, di saat kemenyan dan mur masih berperan sangat vital dalam membuat para pedagang Arab berlimpah harta. Kala itu, dua pohon penghasil resin aromatik secara ekslusif hanya tumbuh di bagian selatan Jazirah Arab dan dijual ke berbagai negeri.
Sebagai indikasi krusial kemenyan dan mur terhadap kemakmuran ekonomi orang Arab, jalur yang sering digunakan oleh para pedagang untuk mengangkut dua produk itu bahkan disebut 'rute dupa' (antara Gurun Sinai sampai Mesir).
ADVERTISEMENT
Di saat perdagangan kemenyan dan mur kemudian jatuh (karena kemunculan dua agama tadi), budidaya pohonnya turut menghilang di Jazirah Arab. Pada akhirnya, tinggal Wadi Dawkah yang tersisa, dengan sekarang masih memiliki 5.000 pohon kemenyan.
Suku-suku lokal di sekitar Wadi Dawkah pun masih memanen getah pohonnya. Karena, selain sifat aromatik yang telah terlanjur dikaitkan dengan ihwal mistis, kemenyan sebenarnya memiliki banyak kegunaan praktis.
Misalnya, asap dari pembakaran kemenyan yang dapat dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk dan serangga. Serta, ramuan kemenyan yang bisa digunakan untuk mengobati bisul, hipertensi, mual, demam, gangguan pencernaan, batuk, hingga pemulihan pasca-melahirkan
Sumber: whc.unesco.org | telegraph.co.uk