news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Waspada Penggunaan Obat Antibiotik Pada Wanita Hamil

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
21 Februari 2020 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Makrolida merupakan salah satu jenis antibiotik yang ternyata berisiko menyebabkan cacat lahir.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Makrolida merupakan salah satu jenis antibiotik yang ternyata berisiko menyebabkan cacat lahir.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diterbitkan British Medical Journal menyebutkan salah satu jenis obat antibiotik yang biasanya diresepkan pada wanita hamil ternyata berisiko cacat lahir, terutama cacat jantung. Untuk itu perlu sekali ibu hamil mempelajari dan mencari banyak informasi terkait obat yang diresepkan untuknya.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dilakukan kepada salah satu jenis antibiotik bernama Makrolida. Makrolida berasal dari bakteri tanah dan biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri umum seperti radang tenggorokan, dan obat alternatif bagi mereka yang alergi terhadap penisilin (bagian dari jenis obat antibiotik). Makrolida dikenal lebih umum dengan nama generik Azitromisin, Eritromisin, dan Klaritromisin.
Untuk membuktikan hubungan makrolida dengan malformasi genital (perkembangan abnormal janin) atau risiko cacat lahir, tim peneliti dari University Collenge London menelurusi data dari 100.000 lebih anak yang lahir di Inggris antara tahun 1990 hingga 2016. Data ini mereka dapatkan melalui UK Clinical Practice Research Datalink, tempat basis data nasional yang mencangkup sekitar 7% populasi di Inggris. Mereka juga menganalisis 82.314 anak-anak lain yang ibunya diresepkan satu makrolida atau penisilin sebelum kehamilan. Hampir sepertiga ibu dalam populasi tersebut diresepkan setidaknya satu antibiotik selama kehamilan; masing-masing diantaranya penisilin dan makrolida menyumbang sekitar 69 hingga 10% dari semua resep obat.
Foto: Pemberian obat makrolida pada trimester pertama dapat meningkatkan risiko malformasi dibanding obat penisilin.
Hasilnya tim peneliti menemukan bahwa pemberian makrolida pada trimester pertama kehamilan berkaitan dengan risiko malformasi utama dibandingkan pemberian obat penisilin, khususnya yang terkait dengan sistem kardiovaskular (sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Secara keseluruhan, sekitar 2,1 % anak-anak yang lahir dari 8.600 ibu yang diresepkan makrolida dilahirkan dengan cacat lahir dibanding 1,7% anak yang ibunya diresepkan penisilin.
ADVERTISEMENT
Walaupun penelitian ini belum sampai pada tahap mengaitkan penggunaan makrolida dengan gangguan perkembangan saraf seperti cerebral palsy, epilepsi, ADHD, dan gangguan spektrum autisme. Dan masih bersifat penelitian observaional, namun para peneliti mengingatkan bahwa pentingnya ibu hamil untuk waspada dan teliti terkait obat yang diresepkan untuk mereka.
ADVERTISEMENT
"Temuan kami menunjukkan akan lebih baik untuk menghindari makrolida selama kehamilan jika antibiotik alternatif dapat digunakan. Wanita hamil memang tidak boleh berhenti minum antibiotik ketika dibutuhkan, karena infeksi yang tidak diobati adalah risiko yang lebih besar untuk bayi yang belum lahir. "Kata Profesor Ruth Gilbert dari UCL Great Ormond Street Institute of Child Health.
Sumber:parents.com | nhs.uk |iflscience.com
Sumber foto: pixabay.com